Mohon tunggu...
Dikdik Wahyudin
Dikdik Wahyudin Mohon Tunggu... pengajar dan pelajar

senang memperhatikan hal-hal yang random

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Negara Darurat Oplosan!

14 Juli 2025   22:31 Diperbarui: 14 Juli 2025   22:31 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
serba oplosan(https://harian.disway.id/read/859435)

Saya melihat berita, ada beras bermerek besar yang ternyata dioplos. Campuran menir, gabah rusak, bahkan butiran aneh ditemukan dalam kemasan yang seharusnya berkualitas. Bukannya memberi rasa aman, justru menimbulkan curiga dan takut.

Melihat fenomena itu, saya langsung teringat rangkaian panjang "oplosan-oplosan" lain yang pernah terjadi di negeri ini. Mulai dari BBM, minyak goreng, hingga gas elpiji. Bukan hanya soal bahan pokok --- yang dioplos kadang bukan cuma produk, tapi juga sistem dan nurani.

Seolah kita sedang hidup di sebuah Negara Darurat Oplosan --- di mana yang asli makin langka, dan yang palsu makin biasa.

1. Beras Oplosan: Putih di Luar, Tak Jelas di Dalam

Beras bermerek seharusnya menjamin kualitas. Namun di lapangan, yang sampai ke konsumen justru campuran murahan: menir, patahan gabah, bahkan plastik mikro.

Harga naik, kualitas turun. Ketika rakyat miskin membeli dengan harapan, yang didapat malah kehancuran nutrisi.

2. BBM Oplosan: Subsidi Rakyat, Nikmat Sultan

Solar subsidi seringkali "hilang" karena ditarik oleh depot ilegal dan disalurkan ke kendaraan mewah dan industri. Di sisi lain, petani dan nelayan antre berjam-jam hanya untuk mendapatkan jatah yang sebenarnya milik mereka.

BBM menjadi simbol dari subsidi yang direbut elite, sementara rakyat hanya kebagian sisa dan antrean.

3. Minyakita: Minyak Rakyat yang Dijual ala Sultan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun