Setelah ikut membantu menjual cendol milik pedagang di Pasar Gambir Tembung hingga ludes terjual, Edy kemudian melanjutkan perjalanannya ke Masjid Baitul Aziz untuk melaksanakan sholat dzuhur.
Untuk menuju kesana, calon gubernur Sumut nomor urut 1 itu memilih untuk menggunakan jasa angkutan umum (angkot) menuju ke masjid tersebut. Pemandangan itu tentu saja membuat masyarakat sekitar kaget. Secara spontan, Edy menyetop angkot bernomor trayek 65 dan kemudian menaiki kursi depan disamping supir.
"Pinggir bang," kata Edy melambaikan tangan untuk menyetop angkot
"Bang, ke Masjid depan sana ya bg," ucap Edy sambil menunjuk tujuannya.
Sang supir bernama Zulfadli itupun terbengong - bengong dengan sosok yang duduk disampingnya. Tanpa rasa canggung, Edy mengobrol dengan supir angkot tersebut.
"Berapa penghasilan perhari kita bang?. " Tanya Edy sambil menepuk pundak Zulfadli
"60 ribu perhari pak," Jawab Zulfadli.
Saat itu, Edy juga menanyakan bagaimana kondisi keluarga Zulfadli.
"Berapa tanggungan kita bang," tanya Edy lagi.
"Anak saya 1 pak, istri saya juga 1," jawab Zulfadli sambil tersenyum.
Meski awalnya canggung, namun lama kelamaan obrolan tersebut terus mencair dan tampak terasa keakraban diantara keduanya. Hingga akhirnya, angkot tersebut sampai di tujuan.