It's Okay to Not Be Okay menjadi salah satu drama favorit kaum pecinta KDrama di tahun 2020. Bukan hanya bertabur dengan artis-artis ternama dengan visual memikat, drama juga memiliki pesan moral yang mendalam untuk kehidupan.
Uniknya pesan moral tersebut disampaikan melalui beberapa cerita anak yang dibuat Go Monyoung. Selain itu, drama ini juga menambahkan beberapa cerita anak klasik yang juga memiliki pesan moral yang masih revelan dengan kehidupan orang dewasa saat ini. Ada apa aja nih ya? Yuk kita lihat satu per satu!
1. Episode 1: "Anak Lelaki yang Penuh Ketakutan"
Kisah seorang anak laki-laki yang selalu bermimpi buruk. Anak laki-laki meminta kepada penyihir untuk menghilangkan mimpi buruknya. Sayangnya setelah mimpi buruknya itu hilang, si anak laki-laki tetap gak hidup bahagia.
Si penyihir cuma bilang kalau si anak laki-laki itu akan lebih kuat nantinya. Cerita ini mempunyai pesan moral bahwa penderitaan dalam hidup akan membuat manusia jauh lebih kuat.
2. Episode 4: "Kisah Hidup si Zombi"
Kisah seorang ibu yang melahirkan anak laki-laki bermata besar, berkulit pucat dan gak memiliki perasaan. Anak itu hanya memiliki nafsu makan sehingga disebut zombi. Ibunya mencuri ayam, babi dan segala macam hewan untuk memberi makan anaknya. Sampai suatu hari, desa itu terkena wabah dan seluruh hewan mati.
Akhirnya sang ibu memberikan bagian tubuhnya satu per satu untuk anaknya. Sebelum terakhir memberi bagian tubuhnya, sang ibu memeluk anaknya. Kemudian anaknya berbicara untuk pertama kalinya bahwa pelukan ibunya sangat hangat. Cerita ini memberikan pesan moral bahwa seorang anak yang merindukan kasih sayang yang sederhana seperti pelukan yang hangat.
3. Episode 6: "Rahasia Si Janggut Biru"
Seorang pria kaya berjanggut biru yang memiliki kastil yang megah. Ia menikahi wanita miskin dan memberinya peringatan untuk gak membuka ruang bawah tanah. Tapi istrinya mengabaikannya, dan melihat ruangan bawah tanah.
Ternyata di situ banyak mayat wanita yang bergantungan di dinding. Itulah akhir yang tragis bagi istri yang mengabaikannya. Cerita ini memberi pesan moral bahwa setiap aturan yang dilanggar akan ada konsekuensi yang diterima.
