Mohon tunggu...
Digressingme
Digressingme Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Aku, Si ODB Rese yang Asik

7 Januari 2018   08:58 Diperbarui: 7 Januari 2018   09:16 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kalau di ingat-ingat waktu ku kecil hidupku amatlah senang, di mana saat itu gak ada istilah-istilah yang membingungkan buat diingat apalagi disampaikan ke orang lain. Tapi ada bagusnya juga sih, secara seperti biasanya, orang lain bakal lebih segan kalau ditarus pada posisi "yang belum tahu". Mungkin ini juga yang bikin banyak orang jadi sok tahu ya?

Maksud saya begini... ketika orang melihat perilaku saya yang menurut mereka agak kemiring-miringan, mereka akan dengan gaya judgemental bakal nuduh saya yang enggak-enggak.  Dibilang suka pake narkobalah dan dibilang punya sifat yang kompulsif... yang terakhir bener sih. :)

Tapi begitu saya bilang kalau saya ini "dianugrahi" dengan hasil diagnosa Schizophrenia barulah mereka itu manggut-manggut dan bergaya seolah-olah memiliki empati yang tinggi. Atau mungkin mereka cuma takut kalau tiba-tiba saya terkam ya?

Kembali ke masa kecil, ya paling guru bilang kalau saya ini hiper-aktif, bandel, malas, tukang ngelawan dan gak disiplin. Itu istilah dulu, kalau sekarang istilahnya udah lebih keren. Kenapa keren? Ya karena belum umum aja sih dipakainya. Suatu saat nanti juga bakal jadi sesuatu yang umum kok.

Ternyata diagnosa bahwa saya ini schizophrenia gak bertahan lama, karena belakangan saya dibilang lebih ke bipolar. Saya juga sempat dikira mempunyai borderline karena kelakuan saya yang sampai membentur-benturkan kepala ke tembok dan suka menghentikan kegiatan secara tiba-tiba (padahal kegiatan itu sedang menuai hasil).

Ini datang satu paket dengan psikosomatis, sebuah keadaan di mana badan merasa sakit padahal setelah diperiksa itu cuma kata si otak saja. 

Lucu yah... ada juga yang namanya Placebo. Kalau ini bukan penyakit, melainkan obat "bohong-bohongan"yang diberikan kepada pasien supaya pasien merasa disembuhkan. 

Jadi, kalau psikosomatis adalah penyakit bohong-bohongan dan placebo adalah obat bohong-bohongan, bisa dipakai satu sama lain gak ya? Obat bohong-bohongan buat sembuhin penyakit bohong-bohongan... jadi impas kan? Ya paling keluar ongkos jalan dan bayar jasa dokter.

Saya sering mengalami depressive episode, dan belakangan ini saya sedang berada di dalamnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun