Mengurangi bias pengambilan keputusan keputusan berbasis data lebih rasional ketimbang sekadar insting.
Meningkatkan transparansi laporan yang jelas membuat UMKM lebih dipercaya bank maupun investor.
Mendorong inovasi dan ekspansi data keuangan bisa jadi dasar dalam menilai kelayakan produk atau investasi baru.
Singkatnya, akuntansi manajemen memberi "mata" baru bagi pelaku UMKM untuk melihat arah bisnis dengan lebih objektif.
Tantangan Penerapan di Lapangan
Meski manfaatnya nyata, penerapan akuntansi manajemen tidak selalu mudah. Banyak UMKM terkendala oleh tiga hal utama:
Rendahnya literasi keuangan -- mayoritas pemilik UMKM tidak terbiasa membuat catatan keuangan yang terstruktur.
Keterbatasan waktu dan biaya -- pencatatan dianggap menyita tenaga, apalagi kalau usaha masih kecil.
Paradigma akuntansi hanya untuk pajak -- banyak pelaku usaha melihat akuntansi sebagai kewajiban, bukan aset strategis.
Kondisi ini membuat sebagian besar UMKM masih fokus pada operasional harian, sehingga perencanaan jangka panjang kurang diperhatikan.
Peran Teknologi Digital
Untungnya, perkembangan teknologi membawa angin segar. Kini, banyak aplikasi akuntansi berbasis digital yang mudah dan murah digunakan oleh UMKM.
Software seperti Mekari Jurnal, QuickBooks, atau bahkan aplikasi lokal sederhana memungkinkan pelaku usaha mencatat transaksi harian, memantau arus kas secara real-time, hingga menyusun laporan otomatis. Bahkan, pencatatan keuangan pribadi dan usaha bisa dipisahkan dengan lebih jelas.