Mohon tunggu...
Diella Dachlan
Diella Dachlan Mohon Tunggu... -

"When the message gets across, it can change the world"

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Calobak: 3 Situs Tua di Punggungan Gunung Salak

28 Maret 2017   21:31 Diperbarui: 30 Maret 2017   15:00 6372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selain plang bertuliskan Situs Calobak dan peraturan, tidak ada informasi apapun tentang situs ini


Ada berapa situs-situs tua yang berserakan di Gunung Salak?. Jika memang benar dugaan Gunung Salak adalah tempat bersemedi raja dari berbagai jaman, termasuk Kerajaan Pakuan Pajajaran yang tercatat berada dalam kurun waktu 222 tahun yaitu dari 1357-1579 dengan 9 raja yang teridentifikasi. Bukannya tidak mungkin kalau jumlah petilasan di Gunung Salak mencapai puluhan, bahkan ratusan. 

Petilasan ini konon umurnya lebih tua daripada kerajaan-kerajaan tua di tatar Sunda itu sendiri. Hal ini menilik dari susunan batu-batu besar di kawasan ini yang mencirikan jaman megalitikum tua.

Perjalanan tak sengaja yang awalnya untuk mencari Arca Domas, malah membuat kami keasyikan untuk menelusuri situs-situs tua di Gunung Salak.  Kali ini gilirannya untuk menjejaki Situs Calobak, atau yang juga disebut penduduk setempat sebagai Pasir Keramat.Dari berbagai informasi, situs Calobak ini termasuk ke dalam punden berundak.

(Lihat tulisan: Arca Domas dan Kompleks Situs Cibalay Gunung Salak,
Mencari Batu dan Gua Langkop di Kaki Gunung Salak)

Rute yang menyenangkan
Rute yang menyenangkan
Menyambangi Situs Calobak, kali ini kami melakukan sedikit persiapan. Yang pertama adalah waktu. Karena berangkat dari Jakarta dan pada saat cuaca tak menentu yang bisa hujan kapan saja (25/3/17), kami memutuskan untuk tiba di rumah Mang Sain, juru pelihara situs, pada jam 8 pagi. Menurut kabar, jarak tempuh mencapai ketiga situs tersebut adalah sekitar 1 hingga 3 jam, tergantung berapa lama waktu berjalan, beristirahat dan foto-foto di setiap situs. Persiapan lainnya, tentu saja logistik dasar seperti makanan, minuman, jas hujan, sepatu yang nyaman dan yang paling penting bagi saya adalah niat tulus untuk belajar.

Plang situs Calobak terletak sekitar 1,5 kilometer sebelah kiri dari perempatan Ciapus, kalau dari arah Bogor. Kalau naik angkutan umum. Bisa naik 03 jurusan Ciapus dari Bogor Trade Mall (BTM). Dari plang, kami naik ojek sekitar 3 kilometer ke rumah Mang Sain yang terletak di RT 4 Kampung Calobak, Desa Taman Sari, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor. Ini adalah kampung terakhir sebelum jalan menuju ke situs.

Kang Iwan di situs pertama, Eyang Usi
Kang Iwan di situs pertama, Eyang Usi
Tiga Karuhun di Calobak

Dengan Bahasa Sunda patah-patah, karena Mang Sain kurang fasih berbahasa Indonesia dan Bahasa Sunda saya tak kalah minim, kami baru tahu kalau sebutan “situs”amat asing bagi penduduk setempat. Mereka hanya mengenal lokasi-lokasi ini dengan nama Karuhun, Kabuyutan, Karamat, petilasan atau langsung merujuk pada nama-nama Karuhun (tetua) yang menjadi nama tempat tersebut.

Ada tiga situs di kawasan ini. Situs pertama disebut penduduk sebagai situs Eyang Esi. Letaknya sekitar 1,5 kilometer dari Kampung Calobak setelah menyeberangi sungai kecil berair jernih yang secara bercanda oleh Mang Sain disebut sebagai Sungai Ciapus Alit (kecil). Ini merupakan anak sungai Citiis sungai yang cukup besar yang terletak di jalan raya, yang juga disebut sebagai Sungai Ciapus Ageung (besar).

Situs ke dua adalah Eyang Tolok,terletak sekitar 15 menit berjalan kaki dari situs kedua. Dan situs terakhir yang paling besar serta yang paling atas dan paling besar adalah situs Eyang Raksa Bumi. Situs Eyang Raksa Bumi ini menurut juru pelihara, letaknya sudah separuh jalan menuju salah satu puncak Gunung Salak.

Petani poh-pohan
Petani poh-pohan
Hamparan poh-pohan dibawah rimbunnya tegakan pohon
Hamparan poh-pohan dibawah rimbunnya tegakan pohon
Rute: Dari Poh-pohan Hingga Rasamala

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun