Mohon tunggu...
Didno
Didno Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Youtuber

Guru yang suka ngeblog, jejaring sosial, nonton bola, jalan-jalan, hobi dengan gadget dan teknologi. Info lengkap didno76@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Belajar Sejarah dan Seni Musik dari Relief Candi Borobudur

11 Mei 2021   10:08 Diperbarui: 11 Mei 2021   10:13 7428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto selfie di Candi Borobudur (Dok. Kushadi)

Struktur Candi Borobudur (Dok. Gunawan K)
Struktur Candi Borobudur (Dok. Gunawan K)

Kamadhatu  
Kamadhatu berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya "ranah nafsu" atau "dunia nafsu". Kamadhatu merupakan bagian kaki Candi Borobudur yang menggambarkan kehidupan manusia di dunia yang penuh keburukan, nafsu, dan bergelimang dosa. Bagian ini sebagian besar tertutup oleh tumpukan batu yang dibuat untuk memperkuat konstruksi candi. Pada bagian ini tertutup struktur tambahan ini terdapat 160 panel cerita Karmawibhangga yang kini tersembunyi.  

Rupadhatu
Rupadhatu atau bagian tengah melambangkan kehidupan manusia yang telah terbebas dari hawa nafsu, namun masih terikat dengan hal-hal bersifat duniawi. Bagian Rupadhatu adalah empat undak teras yang membentuk lorong yang pada dindingnya dihiasi galeri relief setelah bagian kaki candi. Lantainya berbentuk persegi. Rupadhatu terdiri dari empat lorong dengan 1.300 gambar relief. Panjang relief seluruhnya 2,5 km dengan 1.212 panel berukir dekoratif. Pada bagian ini terdapat 432 arca Buddha di dalam relung-relung terbuka di sepanjang sisi luar di pagar langkan. Rupadhatu adalah dunia yang sudah dapat membebaskan diri dari nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk.


Arupadhatu
Arupadhatu mulai dari lantai kelima hingga ketujuh, dindingnya tidak memiliki relief. Tingkatan ini dinamakan Arupadhatu (yang berarti tidak berupa atau tidak berwujud). Denah lantai berbentuk lingkaran. Tingkatan ini melambangkan alam atas, di mana manusia sudah bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun belum mencapai nirwana. Pada pelataran lingkaran terdapat 72 stupa, stupa kecil berbentuk lonceng ini disusun dalam 3 teras lingkaran yang masing-masing berjumlah 32, 24, dan 16 tersusun dalam tiga barisan yang mengelilingi satu stupa besar sebagai stupa induk.  

Keempat, relief menceritakan banyak hal. Pada Candi Borobudur ditemukan relief-relief yang menggambarkan kehidupan Sang Buddha Gautama. Bahkan Borobudur diyakini memiliki koleksi relief Buddha terlengkap dan terbanyak di dunia. Selain itu, terdapat relief yang menggambarkan suasana alam yang permai, perahu bercadik, bangunan tradisional nusantara, aktivitas manusia dengan rajanya, dan masih banyak lainnya.

Relief di Candi Borobudur (Dok. Didno)
Relief di Candi Borobudur (Dok. Didno)
Relief-relief tersebut terdapat di hampir semua tingkatan dinding candi, kecuali pada arupadhatu. Pahatan relief pada dinding Candi Borobudur termasuk kedalam jenis seni rupa murni, yang artinya tercipta untuk dinikmati keindahan dan keunikannya saja.  

Candi Borobudur terdapat 2.672 panel relief, dibagi menjadi dua jenis yakni panel naratif dan panel dekoratif. Sebanyak 1.460 panel naratif tersusun dalam sebelas baris yang mengelilingi monumen dengan total panjang lebih dari 3.000 meter. Sedangkan 1.212 panel dekoratif juga disusun dalam baris, namun dianggap sebagai relief individu.

Relief-relief tersebut dibaca sesuai arah jarum jam, atau dalam bahasa Jawa Kuna disebut mapradaksina, yang berasal dari bahasa Sansekerta daksina yang artinya timur. Oleh karena itu, pembacaan cerita-cerita relief ini dimulai dan berakhir di pintu gerbang sisi timur di setiap tingkatnya. Adapun susunan dan pembagian relief naratif pada Candi Borobudur adalah sebagai berikut:

1.Karmawibhangga
Karmawibhangga terletak pada tingkatan kamadhatu, yang sebagian besar tertutup oleh batu. Relief-relief ini menggambarkan hukum karma bagi manusia yang merusak alam. Ada 160 panel yang ada di Karmawibhangga tidak menampilkan cerita yang berkelanjutan. Namun, masing-masing panel memberikan ilustrasi tentang sebab akibat. Saat ini, hanya relief Karmawibhangga pada bagian tenggara yang terbuka dan dapat dilihat oleh pengunjung candi

2.Lalitawistara
Ceritanya dimulai dengan turunnya Buddha dari surga Tushita dan diakhiri dengan khotbah pertamanya di Taman Rusa dekat Benares. Relief tersebut menunjukkan kelahiran Buddha sebagai Pangeran Siddhartha, putra Raja Suddhodana dan Ratu Maya dari Negeri Kapilavastu. Cerita ini dimulai dengan 27 panel yang menunjukkan berbagai persiapan, baik di langit dan di bumi, untuk menyambut inkarnasi terakhir Sang Bodhisattva.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun