Ketika Guru Korban Keganasan PKI Cerita Monumen Kresek Madiun
Oleh Didi Suprijadi (ayah didi)
Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI)
Hari ini tanggal 17 Agustus 2025 merupakan hari yang bersejarah bagi masyarakat Indonesia. 80 tahun lalu Bangsa Indonesia menyatakan diri kemerdekaan nya. Tetapi proses kemerdekaan itu tidak lah semulus seperti apa yang dilihat orang. 3 tahun setelah bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaan tetapi sekelompok masyarakat yang menamakan dirinya PKI melakukan aksi sepihak dengan melakukan pemberontakan.Â
Peristiwa Itulah yang kemudian disebut dengan nama peristiwa Keganasan PKI Madiun. Peristiwa Keganasan PKI di Madiun sebagai pengingat bagi Bangsa Indonesia kemudian dibangun sebuah Monumen di desa Kresek. Karena lokasinya di desa Kresek maka, Monumen sejarah Keganasan PKI di Madiun disebut dengan Monumen Kresek.
Banyak warga yang tidak berdosa menjadi korban Keganasan PKI, dari Tentara, Polisi , tokoh masyarakat, Ulama hingga Guru. Korban tewas Keganasan PKI, disiksa, Â dibunuh dan dikubur di daerah perbukitan dekat Desa Kresek. Monumen ini menjadi simbol upaya merefleksikan perjuangan dan pengorbanan para korban kala itu .
Kebetulan saat berlangsungnya pekan olahraga dan seni nasional mahasiswa PGRI Â V (Porsenasma) di Madiun, 4-9 Agustus 2025, ayah didi dan teman teman sempat diajak panitia untuk mengunjungi Monumen Kresek peristiwa Keganasan PKI di Madiun. Ayah didi bersama teman teman didampingi seorang pemandu keliling Monumen selama kurang lebih 3 jam. Tulisan yang ayah didi susun berdasarkan pengamatan dan keterangan dari pemandu.
Apa Itu Monumen Kresek?
Monumen Kresek adalah monumen bersejarah yang dibangun untuk mengenang peristiwa keganasan pemberontakan Partai Komunis Indonesia. ( PKI) di Madiun. Peristiwa Keganasan PKI ini terjadi sekitar bulan  September 1948,