Tempat menikmati senja di Makassar itu banyak, tapi hanya sedikit yang meninggalkan kesan. Misalnya, naik perahu kecil menyusuri Sungai Tallo menuju Lakkang---di antara rawa dan mangrove, senja terasa seperti rahasia yang dibisikkan alam ke hati yang sedang bimbang. Atau saat kamu terjebak macet di atas motor di pinggir jalan tol, di jembatan itu, langit jingga menggantikan keluhan pemburu nafkah dengan diam yang indah, seolah mengingatkan: hidup memang tak selalu harus cepat. Bahkan patung Sultan Hasanuddin di bandara bisa jadi teman senja terakhir sebelum lepas landas, tatapannya seolah berkata, "Pulanglah kalau sempat." Karena di Makassar, senja bukan cuma soal tempat, tapi bagaimana ia menyapamu dengan cara yang tak biasa.
Di kota ini, bahkan langit pun tahu siapa yang benar-benar pulang, dan siapa yang cuma pandai berpamitan
# celoteh Didin Alfaizin
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI