Mohon tunggu...
made didi kurniawan
made didi kurniawan Mohon Tunggu... Peneliti dan Penulis Lepas

Penelitian 🕵️dan Penulis Lepas Artikel Ilmiah dan Populer ✍️

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Diktator Rasa: Ultra-Proses Merampas Lidah Anak

12 Oktober 2025   13:20 Diperbarui: 12 Oktober 2025   13:20 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lidah anak dikendalikan monster MUP. Pilih ubi, tolak instan! (Sumber: Gemini AI)

Ancaman Kesehatan Publik: Peningkatan konsumsi MUP adalah pendorong utama epidemi penyakit tidak menular (PTM) seperti obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung yang kini menyerang usia yang semakin muda. Dengan memasukkannya ke dalam menu harian anak, kita secara langsung menanamkan benih penyakit di masa depan.

Menuntut Kembali Meja Makan Kita

Sudah waktunya kita menarik rem dan meninjau ulang narasi gizi instan ini. Solusinya bukanlah larangan total yang tidak realistis, melainkan pergeseran fokus dan investasi:

Prioritaskan Pangan Lokal dan Segar: Program gizi sekolah harus wajib menggunakan hasil pertanian lokal dan pangan tradisional yang diolah minimal, memberdayakan petani, dan menjamin makanan kaya serat serta nutrisi.

Edukasi Gizi Holistik: Anak-anak perlu diajari tentang sumber makanan, cara memasak sederhana, dan dampak makanan terhadap tubuh mereka, bukan sekadar kalori dan vitamin.

Labelisasi yang Ketat: Pemerintah harus memberlakukan labelisasi depan kemasan yang jelas dan menakutkan (misalnya, label 'Tinggi Gula', 'Tinggi Garam', 'Tinggi Lemak Jenuh' yang besar) untuk MUP, seperti yang telah berhasil dilakukan di Meksiko dan Chile.

Kita harus berhenti mengorbankan masa depan kesehatan anak-anak kita demi kenyamanan sesaat dan efisiensi logistik. Melindungi anak dari racun dalam kemasan adalah investasi krusial untuk masa depan bangsa yang lebih sehat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun