Mohon tunggu...
sholikhulhadi SandangSarwono
sholikhulhadi SandangSarwono Mohon Tunggu... Human Resources - Pimpinan LSM _LKPS ARUMPUKATTAYLOR PATI, bergerak di bidang sosial, hukum dan kemasyarakatan , pengawalan kasus ko_insidental
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

capicorn

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

KoloBendu, Era Post Trusth Pasca Postmodernisme

11 Juni 2019   09:51 Diperbarui: 11 Juni 2019   12:11 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Meski sosok Dajjal ini sangat dibenci dan dimusuhi semua manusia, namuan penampilan sosok Dajjal sangat memikat dan menarik perhatian orang. Sebagaimana dijelaskan dalam salah satu hadits Nabi: "Sesungguhnya bersama dia ada surga dan nerakanya, sungai dan air, serta gunung roti. Sesungguhnya surganya Dajjal adalah neraka dan nerakanya Dajjal adalah surga." (HR. Ahmad)

  Hadits di atas menyebut dengan jelas Dajjal selalu membawa surga dan neraka yang ditawarkan pada semua orang. Seolah olah dialah pemilik surga dan neraka sehingga dengan mudah menghakimi orang untuk dimasukkan surga atau neraka. Padahal sebenarnya surganya Dajjal adalah neraka demikian sebaliknya. Tawaran surga dan neraka inilah yang membuat banyak orang tertipu. 

Terutama mereka yang berhati kotor, culas, ambisi terhadap kekuasaan dan sombong dengan imannya. Merasa dirinya paling benar, paling suci dan paling berhak atas surga.  Ketika simbol agama sudah diobral untuk kepentingan politik sehingga fitnah dan kebenaran menjadi samar.

 Disinilah pentingnya kita bersikap kritis dan menjaga kebersihan hati pada siapa saja yang suka menggunakan simbol agama. Karena Dajjal bukanlah sosok yang terlihat bejad dan biadab.

Sebagai fitnah, dia justru terlihat mulia dan religius agar manusia tertarik padanya. Di jaman fitnah seperti ini, setan, iblis, dhemit semua menggunakan topeng malaikat. Dalam kondisi demikian hanya kebersihan hati, keikhlasan jiwa dan sikap istiqamah yang bisa menembus topeng yang terlihat mulia, indah dan menarik sehingga bisa melihat wajah Dajjal yang bengis dan biadab yang ada di balik topeng.

Dalam istilah Joyoboyo, dalam jaman Kolobendu, hanya orang-orang yang eling (ingat pada Allah) dan waspodo (senantiasa kritis dan tidak mudah hanyut delam klaim kebenaran yang provokatif) yang bisa selamat dari fitnah Dajjal ( Sholihulhadi sandangsawrwono)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun