Mohon tunggu...
Didik Ramdan
Didik Ramdan Mohon Tunggu... -

#Jangan terburu-buru untuk mati, karna kita belum menciptakan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Analisis Stigma Masyarakat terhadap Anak di Luar Nikah

11 Desember 2018   00:13 Diperbarui: 11 Desember 2018   07:22 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Adapun dampak yang terjadi  pada perkembangan anak dalam asuhan orang tua tunggal adalah tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya dengan baik sehingga anak kurang dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar yang berakibat  menjadi minder dan menarik diri apabila dalam kondisi ekonomi kebawah serta biasanya mendapat nutrisi yang  tidak seimbang sehingga menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi terganggu, kurang bisa menanamkan adat istiadat dan menjadi pemurung dalam keluarga, sehingga anak tidak memiliki sikap sopan santun dan tidak bisa meneruskan warisan budaya keluarga serta mengakibatkan kenakalan anak karena adanya ketidakselarasan di dalam keluarga. Pada bidang pendidikan, orang tua tunggal cenderung sibuk mencari nafkah sehingga pendidikan anak kurang maksimal dan tidak optimal. 

Dasar pendidikan agama pada anak biasanya juga cenderung kurang yang berakibat anak jauh dari nilai agama atau tidak mengerti agama. Seorang Ibu juga kurang bisa melindungi anaknya dari gangguan orang lain dan bila dalam jangka waktu lama maka akan menimbulkan kecemasan pada anak atau gangguan psikologis yang sangat berpengaruh pada perkembangan anak. Banyak Ibu tunggal saat ini memutuskan untuk tidak menikah. Seperti yang telah disebutkan  sebelumnya, bahwa keluarga yang berstatus orang tua tunggal disebabkan oleh beberapa faktor.

Beberapa faktor yang ada itu mempengaruhi kematangan wanita sebagai sosok orang tua tunggal. Kematangan dalam segi fisik dan terutama psikologis menjadi faktor yang utama yang dibutuhkan untuk keberhasilan wanita sebagai single parent dalam membesarkan anaknya. Dalam hal ini, orang tua tunggal membutuhkan dukungan sosial yang bisa didapat dari keluarga, sanak saudara atau teman. Lebih baik lagi bila memiliki beberapa teman dengan latar belakang sesama orang tua tunggal.

Dengan demikian, bisa saling berbagi apa yang terjadi dan bagaimana harus mengatasinya. Sebenarnya, dukungan bisa saja didapat dari teman yang bukan orangtua tunggal, tetapi biasanya sesama orangtua tunggal akan lebih mudah memahami sehingga lebih senang berbagi. Bagi si anak, efek dari pengasuhan orang tua tunggal sangat tergantung pada pendekatan orang tua terhadap masalah-masalah kehidupan. Jika orang tua cukup positif (bisa memenuhi kebutuhan diri sendiri dan anak) tentu perkembangan anak juga baik. Orang tua tunggal yang bisa memberi jaminan rasa aman, cinta, dukungan, penghargaan dan semua dukungan moral, tentu perkembangan si anak akan sama baiknya dengan mereka yang memiliki kedua orang tua. Intinya, menjadi orang tua tunggal harus sadar akan segala kebutuhannya, menyesuaikan diri dan menerima diri mereka apa adanya. Baru setelah selesai dengan masalah pribadinya, mereka tentu bisa membantu orang lain (dalam hal ini anak) untuk memahami dan memenuhi kebutuhan si anak. Tidak menutup kemungkinan bagi single parents ini untuk memberikan motivasi kepada kaum muda dan wanita agar tidak terperangkap pada masalah yang sama.

Mohon maaf sebesar-besarnya bila kemudian hari tulisan ini memiliki kekurangan dan kekeliruan dari penulis, dan penulis sangat berterimakasih bila kemudian ada saran dan masukan untuk tulisan ini.. Semoga dengan tulisan ini pembaca juga lebih semangat lagi untuk membaca selebihnya turut berkontribusi pada negara walau sebatas tulisan.

Saya tulis pembahasan ini tanpa mengurangi rasa hormat saya pada pembaca..

Senin, 11 Desember 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun