Di lingkungan sosial pun, kita bisa belajar dari sikap beliau. Misalnya, ketika mengadakan pertemuan komunitas, kita bisa hadir lebih awal untuk memastikan segala sesuatunya berjalan lancar. Atau, ketika berbicara dengan teman, kita bisa mendengarkan mereka dengan sepenuh hati, tanpa perlu merasa lebih tinggi atau lebih pintar.
Jadilah Pemimpin yang Membumi
Sore itu, beliau tidak hanya mengajarkan kami tentang arti kepemimpinan. Ia juga mengajarkan kami tentang bagaimana menjadi manusia yang lebih baik. Ia menunjukkan bahwa kepemimpinan bukanlah soal jabatan atau gelar, melainkan soal hati. Seorang pemimpin yang hebat adalah mereka yang bisa membuat orang lain merasa dihargai, didengar, dan dicintai.
Jika Anda seorang pemimpin baik di tempat kerja, di rumah, atau di komunitas, cobalah untuk mencontoh apa yang dilakukan oleh beliau. Mulailah dari hal-hal kecil: datang tepat waktu, berbaur dengan tim, dan tunjukkan bahwa Anda peduli. Siapa tahu, Anda bisa menjadi inspirasi bagi orang-orang di sekitar Anda, sama seperti beliau yang telah mengubah pandangan saya tentang kepemimpinan.
Akhir kata, mari kita ingat bahwa kepemimpinan bukanlah tentang diri sendiri, melainkan tentang bagaimana kita memperlakukan orang lain. Karena pada akhirnya, pemimpin yang baik adalah mereka yang meninggalkan jejak positif di hati orang-orang yang mereka pimpin.
Itulah kisah sore yang berharga itu. Semoga cerita ini bisa menginspirasi Anda untuk menjadi pemimpin yang lebih baik, baik di tempat kerja maupun dalam kehidupan sehari-hari. 😊
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
