Mohon tunggu...
Usman Didi Khamdani
Usman Didi Khamdani Mohon Tunggu... Programmer - Menulislah dengan benar. Namun jika tulisan kita adalah hoaks belaka, lebih baik jangan menulis

Kompasianer Brebes | KBC-43

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pergi

8 Maret 2020   10:28 Diperbarui: 8 Maret 2020   15:36 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Angin membeku di ambang senja yang menyemburatkan jingga di tepian barat cakrawala. Sepasang walet melintas, berkejaran, terus jauh ke utara.

Perempuan itu, masih terpaku.

* * *

JAM berdentang dua kali. Waktu telah beranjak dini.

Dari jendela kamarnya, perempuan itu, Elma, kembali ke tepian ranjang.

Diambilnya travel bag yang tergeletak di atas ranjang yang telah diisinya dengan setumpuk pakaian. Dipangkunya benda hitam itu.

Lima tahun sudah sejak kepulangannya ke Tanah Air, menemui Yuda.

Lima tahun yang penuh dengan pengembaraan-pengembaraan. Dari satu tempat ke tempat lain. Dari satu hati ke hati lain. Dari satu lelaki ke lelaki lain. Namun, semuanya pun sama. Semua hanya menyisakan persoalan-persoalan. Kekecewaan. Hingga, ia pun lelah.

Tiba-tiba ia menyesali keputusannya. Tiba-tiba ia merasa rindu pada lelaki itu. Tiba-tiba ia merasakan arti kehadiran lelaki itu dalam hidupnya.

"Dan, jika kepakan sayapmu telah lelah, kembalilah."

Kini ia benar-benar lelah. Namun, mungkinkah ia kembali?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun