Mohon tunggu...
Didik Djunaedi
Didik Djunaedi Mohon Tunggu... Editor - Penulis, Editor dan Penikmat Hiburan

Editor, penulis, dan penikmat hiburan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

iTunes, Tangga Lagu, dan Masalah Industri Musik

4 November 2014   23:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:38 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_333007" align="aligncenter" width="560" caption="iTunes, toko musik terbesar era digital. (Sumber foto: Aldo Sianturi)"][/caption]

Dalam beberapa hari ini saya jadi lebih sering mengamati music charts atau yang dalam istilah zaman dulu sering disebut tangga lagu. Pasalnya, ada seorang teman yang baru saja melansir album lagu via iTunes store milik Apple Inc. ini. Sebetulnya dari dulu saya memang suka mengamati tangga lagu semacam ini, baik yang versi lokal maupun internasional seperti Billboard dari Amerika Serikat atau UK Top Charts-nya Inggris yang biasanya disiarkan di radio-radio.

Saat ini salah satu music charts yang jadi panduan keberhasilan lagu atau album secara komersial adalah iTunes Charts. Wajar saja karena toko musik digital ini sejak peluncurannya pada awal 2003 telah menjadi toko musik terbesar di dunia yang menurut catatan wikipedia pada akhir September 2012 menyediakan lebih dari 37 juta lagu dan pada awal 2013 telah menjual sebanyak 25 miliar lagu ke seluruh dunia.

Di tengah penjualan CD album musik di tanah air mulai melemah, penjualan album digital melalui iTunes store menjadi alternatif yang menarik. Meskipun awalnya teman saya yang produser rekaman kawakan tersebut ragu terhadap profit yang bisa dihasilkan melalui penjualan di iTunes, tetapi kini dia sempat dibuat deg-degan juga dengan iTunes charts.

Music charts yang ada di iTunes dibagi menjadi dua, yaitu untuk kategori lagu dan album. Kedua charts ini bisa saja berbeda urutannya karena lagu yang paling laku belum tentu berasal dari album yang secara keseluruhan laris juga. Hal ini dimungkinkan karena pembelian musik di iTunes bisa satu album penuh atau per track (per lagu). Sepertinya iTunes music charts ini membuat ranking lagu dan album secara real time (seketika) berdasarkan penjualan saat itu. Jadi, sebuah lagu atau album bisa bergerak dengan liar di tangga lagu ini. Suatu saat menempati posisi tiga besar, dalam hitungan menit bisa saja terlempar di luar Top 10, lalu keesokan kembali lagi masuk.

Hal itulah yang membuat perasaan teman saya yang produser itu ikut naik turun seirama dengan naik turunnya album yang sedang ia pantau. Kebetulan saat ini album Fariz RM & Dian PP in Collaboration with yang ia produksi selalu berada di Top Ten seminggu sejak keberadaannya di iTunes, bahkan posisi terbaiknya sempat berada di peringkat kedua, di bawah album terbaru Taylor Swift yang memang perkasa bercokol di papan atas.

[caption id="attachment_333008" align="aligncenter" width="302" caption="iTunes Charts di iPhone. (Foto: pribadi)"]

14150931811153713957
14150931811153713957
[/caption]

Yang menarik dari charts tersebut adalah hingga saat ini menempatkan album Gajah Tulus mondar-mandir di Top 10 padahal sudah berbulan-bulan keberadaannya. Saat ini Tulus memang sedang menjadi iTunes sweetheart dan juga radio darling yang airplay-nya cukup tinggi. Bahkan album pertama Tulus juga masih lalu-lalang di Top 20. Tercatat beberapa nama musikus Indonesia yang menempati posisi baik di iTunes yaitu Raisa, RAN, Kahitna, dan Addie MS dengan album-album mereka.

Keberadaan iTunes ini juga sangat membantu pemasaran lagu penyanyi kita tidak hanya di negeri sendiri, tetapi juga di negara tetangga serumpun seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei, bahkan mungkin juga mencakup wilayah Asia Pasifik. Hal ini terbukti dengan munculnya album Fariz RM & Dian PP di banner iTunes versi negara-negara tersebut.

Akan tetapi, yang menjadi masalah utama di negara kita adalah masih banyaknya pembajakan terhadap karya anak bangsa dengan mengunduh dari situs-situs tidak resmi dan file-sharing seperti 4shared dan yang lain. Masih banyak di antara kita yang tidak menyadari bahwa pengunduhan secara gratis dari Internet itu adalah perilaku pembajakan yang melawan hukum dan merugikan negara dan penyanyi, pencipta lagu serta orang-orang yang berada di industri musik. Ini menjadi PR pemerintah dan kita semua untuk mengatasi dan memberantasnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun