Mohon tunggu...
Didi Kurniadinata
Didi Kurniadinata Mohon Tunggu... Human Resources - Pengajar, Konsultan SDM, Trainer, Penulis,

Praktisi dan pemerhati pengembangan sumber daya manusia melalui konsultansi, pelatihan, asesmen. Menyukai sepakbola, otomotif dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Cara Membuat Keputusan Tepat dalam Organisasi

21 Mei 2024   19:52 Diperbarui: 21 Mei 2024   22:08 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keputusan yang Tepat di dalam organisasi

Keputusan yang buruk dapat menghancurkan organisasi dan mematikan suatu bisnis. Ada beberapa contoh yang memberikan gambaran seperti itu. Ada satu contoh yang sering menjadi kasus yang banyak dibahas, Nokia!. Barangkali pembaca ingat perusahaan dari Finlandia yang pernah merajai dunia dengan produksi handphone bersama-sama dengan Eriscsson dari Swedia. Iya benar, Nokia yang sekarang sudah bisa dikatakan bangkrut sabagai produsen handphone. Lalu mengapa hal itu terjadi sehingga sulit untuk bangkit kembali?

credit to abigcoin.com
credit to abigcoin.com

Berdasarkan informasi yang banyak diceritakan di media-media, ternyata Nokia gugur sebagai produsen handphone ternama karena pengambilan keputusan yang keliru, terlambat dan tidak didasarkan atas pertimbangan yang matang serta valid. Nokia terlalu yakin dengan dirinya sendiri untuk bisa tetap menguasai pasar dengan sistem operasi Symbian yang tertutup dan tidak fleksibel. Ketika Android dan IOS mulai mengancam pasar dengan model yang lebih terbuka dan membuka diri terhadap penerapan aplikasi-aplikasi dari luar Android dan IOS, Symbian tetap yakin dan tidak tergoyahkan. Namun ketika pasar Nokia semakin tergerus dan semakin banyaknya stok hp  menumpuk, Nokia lalu bekerjasama dengan Microsoft dan berusaha membuat tandingan dengan Windows phone. Keputusan itupun terlalu lama dalam pertimbangan sebelum dibuat dan dianggap sudah terlambat. Pengguna handphone sudah kadung menyukai Android dan IOS karena kepraktisan dan aplikasi-aplikasi kreatif yang banyak manjawab kebutuhan pengguna. Terlalu yakin dengan diri sendiri, kurang antisipasi dan pengambilan keputusan bisnis yang keliru, membuat satu bisnis besar terjungkal.

Pengambilan keputusan, seperti halnya kecakapan manajerial atau kepemimpinan dapat ditingkatkan kualitasnya dan dioptimalkan dampaknya. Langkah pertama adalah kesadaran akan suatu masalah, dan cara terbaik untuk dapat menunjukkan area yang kita tidak bisa lihat (blindspot) adalah dengan meminta masukkan dalam bentuk umpan balik (feedback). Berarti melalui umpan balik (feedback) seseorang akan mendapatkan keyakinan dan kunci apakah suatu keputusan menjadi efektif atau tidak.


Untuk mendapatkan umpan balik yang jujur dan memberi makna, seorang pimpinan sebaiknya mengupayakan bertemu dengan sejumlah bawahan langsung, rekan kerja, dan atasan dengan bertanya dan mempertanyakan beberapa hal sebagai berikut:

  • Di dalam organisasi atau tim, apakah sudah jelas mekanisme dan personil yang bertanggung jawab dalam mengambil keputusan penting?
  • Hambatan apakah yang ada dan mengapa terjadi?
  • Apakah ada masukan termasuk informasi yang memadai sebelum suatu keputusan diambil?
  • Dalam skala satu sampai sepuluh, berapakah nilai kualitas dan ketepatan waktu keputusan diambil?
  • Tinjau kembali beberapa keputusan terakhir -- apakah sudah dan dieksekusi dengan benar?
  • Apakah anda memiliki kemampuan mendengar yang baik? Kecakapan mendengarkan meliputi kemampuan meliputi skill mendengar aktif, bertanya, bersikap tidak memberi penilaian (non-judgemental), meringkas pembicaraan, fokus kepada persoalan dan bukan orang.

Setelah mendapatkan umpan balik dengan mempraktekkan butir 1 sampai dengan 6 di atas, maka anda siap untuk membuat keputusan yang benar dan tepat dengan memahami beberapa tips  di bawah ini sbb:

credit to Geeks for Geeks
credit to Geeks for Geeks

Buat suatu Pernyataan Keputusan

Suatu Pernyataan Keputusan adalah keputusan yang jelas dan akurat dan merupakan hasil dari suatu proses perumusan sebelumnya. Kesalahan paling umum dalam membuat suatu keputusan adalah proses penyusunan dengan membuat rumusan yang terlalu sempit. Misalnya melalui tahap memilih 'salah satu, atau...' Misalnya, 'Haruskah perusahaan memiliki kendaraan operasional atau tidak?'. Pertanyaan ini hanya menawarkan dua pilihan jawaban.

Bisa diperluas dengan pertanyaan. 'Kegiatan apa saja yang memerlukan kendaraan operasional?' Bisa juga diperluas lagi dengan pertanyaan,'Apakah sarana yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan?'. Dengan gambaran kebutuhan atau permasalahan yang lebih luas, maka suatu kebutuhan yang akan mengarah kepada keputusan dapat dirumuskan dengan tepat, jelas dan mengenai sasaran.

Kriteria pengambilan keputusan.

Jika Anda memiliki kriteria yang tepat, akan lebih mudah untuk mengevaluasi alternatif. Misalnya, untuk keputusan pembelian kendaraan operasional, kriterianya dapat mencakup biaya, model, jarak tempuh, dan keselamatan.

Kriteria juga dapat ditanyakan kepada pemangku kepentingan (stakeholder) terutama jika hasil keputusan akan berdampak pada para pihak, termasuk juga jika Anda memerlukan dukungan pihak lain untuk menerapkan suatu keputusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun