Mohon tunggu...
Dicky Rahmatulloh
Dicky Rahmatulloh Mohon Tunggu... Mahasiswa - 99

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Media Sosial untuk Strategi Content Marketing pada UMKM

10 Maret 2022   14:16 Diperbarui: 10 Maret 2022   14:21 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Iklim perekonomian Indonesia sekarang tumbuh di angka 5,1%. Banyak masyarakat Indonesia menjadi pedagang dalam usaha skala mikro kecil dan menengah (UMKM). Para pedagang besar membuka jalan bagi para pedagang kecil untuk berjualan dengan tidak mencari keuntungan yang banyak sehingga para pedagang kecil mendapatkan laba dengan berjualan barang dagangannya. Hal seperti ini banyak dimanfaatkan oleh para pedagang kecil untuk berjualan barang dari para pedagang besar. Dari segi penjualannya pun beragam, ada yang mulai memasarkan dengan cara berkeliling maupun dengan cara membuka lapak di tempat lain. Namun masih sedikit yang memanfaatkan media sosial atau teknologi informasi dalam berdagang (Bin Hasri, Sigit Santoso, 2014).
Jumlah pengguna media sosial di Indonesia hampir mencapai angka 100 juta orang. Dengan keunggulan teknologi informasi ini harusnya dapat dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis UMKM agar dapat meraih keuntungan yang optimal. Menurut data penelitian dari we are social, jumlah penduduk Indonesia yang memanfaatkan media sosial Facebook adalah sebanyak 80 juta, Twitter sebanyak 38 juta dan Instagram sebanyak 52 juta. Jika media sosial dimanfaatkan secara optimal, maka hal ini dapat membantu bisnis UMKM dalam memiliki pelanggan baru (Pratiwi & Bungin. 2018). Setiap sosial media mempunyai layanan dan fitur masing-masing yang berbeda. Dengan adanya fitur dan layanan masing-masing yang berbeda tentunya dibutuhkan strategi-strategi untuk memasarkan produk yang kita jual dan memenangkan kompetisi market di sana. Hal ini dilakukan karena sudah ada pengusaha yang memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan dagangannya. Pada kegiatan ini, sebelum memberikan pembinaan kepada bisnis UMKM yang sedang berkembang, telah dilakukan penelitian oleh Permana tahun 2016 mengenai pemanfaatan sosial media sebagai strategi penunjang bisnis e-commerce (Permana, 2016).
Penelitian tersebut dapat membantu kegiatan ini untuk mencari strategi dalam memenangkan kompetisi di market media sosial. Selain itu sebelum kegiatan pengabdian ini dimulai, pada tahap penyusunan model dan strategi, juga telah dipelajari mengenai user behavior yang ada di dalam media sosial. User behavior ini mempelajari pola berpikir dan pola berinteraksi antara satu orang dengan lainnya di dalam media sosial. Diharapkan dengan mempelajari user behavior dapat 3 menentukan strategi apa yang dibutuhkan oleh para pelaku bisnis UMKM (Waluyo & Budiarsi, 2018).

Kegiatan pengabdian ini mempunyai 4 buah materi yang akan disampaikan, seperti yang ditunjukkan. Materi-materi tersebut disampaikan agar dalam pemanfaatan teknologi informasi dapat diterima secara menyeluruh, yaitu:
1. Pengenalan Teknologi Komputer dan Internet Para UMKM diharapkan mampu mengoperasikan komputer dan dapat mengenal internet lebih mendalam. Pemberian materi mengenai internet ini diarahkan untuk menjadi pendukung ekonomi digital. Ekonomi digital dengan memanfaatan internet pada zaman ini juga akan dijelaskan pada sesi ini. Sesi yang pertama dan kedua ini akan dilakukan pada hari yang bersamaan.
2. Pembuatan Media Sosial bagi Bisnis UMKM dan Pengisian Konten dalam Media Sosial Dalam pembuatan media sosial ini akan dipandu bagaimana cara membuat akun media sosial bagi bisnis UMKM karena akun bisnis berbeda dengan akun pribadi dalam media sosial. Pengisian kontennya juga perlu didampingi agar dapat memanfaatkan berbagai fitur dalam konten media sosial.
3. Pengenalan Strategi Pemasaran Melalui Media Sosial Strategi dibutuhkan dalam pemasaran. Strategi dalam media sosial ini berperan agar barang dagangan maupun jasa yang ditawarkan para pebisnis UMKM mendapat jangkauan yang luas kepada masyarakat. Selain itu, strategi ini dibutuhkan dalam pemenangan pangsa pasar di media sosial.
4. Pendampingan Keberlangsungan dalam Bisnis UMKM. Strategi dalam media sosialpun belum cukup karena diperlukan pendampingan agar bisnis dapat dikembangkan secara berkelanjutan. Dalam pendampingan ini akan dijelaskan mengenai maintenance strategi dalam bisnis UMKM. Perawatan dan Pengembangan strategi sangat dibutuhkan agar para pegiat bisnis UMKM dapat berlangsung lama dalam berbisnis.
Permasalahan yang dapat diambil dari para pelaku bisnis UMKM adalah strategi pemasaran yang kurang memanfaatkan media sosial. Kurangnya aspek pemasaran dapat mengakibatkan turunnya keberlangsungan (sustainability) dari para pelaku bisnis UMKM. Keberlangsungan bisnis UMKM bersandar pada banyaknya transaksi penjualan maupun pembelian yang ada. Setiap hari mereka mempunyai target tertentu dalam penjualannya untuk dapat meningkatkan perekonomian mereka. Penjualan secara konvensional berupa berjualan dengan lapak atau berkeliling belum cukup untuk menambah perekonomian bisnis UMKM. Peran teknologi informasi melalui media sosial sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan bisnis UMKM.
Media sosial dalam teknologi informasi semakin banyak jenisnya. Ada yang berbasis forum, ada yang berbasis chat maupun berbasis timeline. Berdasarkan jumlah masyarakat yang aktif dalam media sosial, didapatkan tiga peringkat teratas dalam penggunaan media sosial. Ketiga media sosial tersebut adalah Facebook Twitter dan Instagram. Media sosial tersebut adalah media sosial dominan yang dipakai oleh masyarakat Indonesia dan ketiga media sosial tersebut menjadi topik utama dalam kegiatan pengabdian ini (Pratiwi & Bungin, 2018).
Facebook adalah media sosial paling populer di Indonesia dimana jumlah penduduk Indonesia yang memanfaatkan Facebook sebanyak 80 juta jiwa. Facebook didirikan di Amerika Serikat oleh Mark Zuckerberg dan mempunyai anggota aktif lebih dari 2,17 miliar orang. Masyarakat Indonesia yang menggunakan Facebook didominasi oleh kalangan muda yang memanfaatkan smartphone untuk mengakses Facebook. Beragamnya fitur dapat dimanfaatkan oleh para pebisnis UMKM untuk memasarkan barang dagangannya, terutama Group jual beli dan fanpage yang digunakan untuk berjualan. Grup jual beli suatu barang pastinya sudah banyak tetapi dibutuhkan klasifikasi yang mendalam dan strategi dalam mem-posting setiap item barang dagangannya. Cara pemasaran barang dan jasa secara fisik atau konvensional berbeda dengan pemasaran yang memanfaatkan media sosial. Fanpage di Facebook dapat digunakan untuk membangun toko online atau katalog yang merepresentasikan bisnis UMKM. Penggunaan fanpage Facebook juga mempunyai metode khusus untuk menjangkau lebih banyak orang agar mereka mengetahui product-knowledge kita (Bayer, Ellison, Schoenebeck, Brady, & Falk, 2018).
Berbeda dengan Facebook, media sosial Twitter memiliki sudut pandang yang lain. Twitter memiliki jumlah karakter yang terbatas untuk setiap postingannya. Keterbatasan karakter di Twitter ini membuat para pelaku bisnis juga harus memberikan kata atau frasa yang tepat untuk setiap postingannya. Media sosial Twitter juga memperkenalkan trending-topic dimana hal tersebut adalah topik yang sedang banyak dibicarakan di media sosial Twitter. Jika barang dagangan yang dijual oleh para pebisnis UMKM masuk dalam trendingtopic pastinya bisnis UMKM maju dengan pesat. Hal ini dikarenakan banyaknya interaksi pengguna Twitter yang sedang membicarakan bisnis UMKM tersebut. Para pengguna Twitter biasanya ingin mengetahui dan mencoba produk yang sedang menjadi trending-topic tersebut. Media sosial Twitter juga mempunyai fitur near-me di mana fitur tersebut dapat melihat barang dagangan apa yang sedang dibicarakan di wilayah atau lokasi sekitar para pebisnis UMKM. Dengan pemanfaatan fitur secara tepat, tentunya para pegiat bisnis UMKM dapat mengambil kesempatan dalam berjualan barang dagangannya (Li, Hughes, & Howe, 2018).
Media sosial Instagram memiliki fitur yang berbeda juga dari media sosial Facebook dan Twitter. Instagram berfokus pada foto yang menjadi pokok bahasan utama didalam interaksi di media sosialnya. Setiap foto yang dipublikasikan di Instagram memiliki caption atau keterangan foto yang dapat mendeskripsikan foto yang terposting. Hal ini tentunya sangat bermanfaat untuk para pebisnis UMKM dalam memasarkan produk dagangannya. Instagram juga memiliki fitur hashtag di mana fitur tersebut dapat merangkum seluruh gambar yang berada di dalam kategori hashtag tersebut. Hasil tersebut memudahkan orang lain untuk mencari suatu benda atau barang yang sesuai dengan kategori hashtag tersebut dan hal ini dapat dimanfaatkan oleh para pebisnis UMKM untuk memasarkan dagangannya yang sesuai dengan suatu hashtag tertentu. Coverage dari Instagram adalah follower dimana jumlah follower yang banyak dapat meningkatkan pola interaksi yang terjadi di media sosial tersebut. Banyaknya foto dan hashtag serta caption yang sesuai dengan foto tersebut dapat meningkatkan jumlah follower yang ada sehingga jumlah jangkauannya dapat meningkat (Meier & Schfer, 2018).
Kegiatan ini mengharapkan semua pebisnis UMKM yang terlibat dapat memanfaatkan media sosial dengan optimal. Dalam mengoptimalkan media sosial tentu saja memiliki strategi dalam memenangkan pangsa pasar di media sosial tersebut. Diharapkan dengan adanya kegiatan pengabdian ini dapat membantu para pebisnis UMKM dalam menjaga keberlangsungan bisnisnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun