Pun, Sarana wajib yang satu ini juga setidaknya bisa mengejar ketertinggalan klub dan pemain Indonesia dari pesepakbola tetangga. Di mana, dalam beberapa kasus di ajang perhelatan Asia, klub maupun Timnas kita memiliki pemahaman taktik yang kurang jika di banding dengan Thailand, Vietnam bahkan Malaysia.
Dan jika tempat latihan menjadi proyek utama beberapa klub liga 1 saat ini, bukan tidak mungkin mereka bisa berbicara banyak di kancah sepakbola Asia.
Sebab, apabila pemahaman taktik pemain baik, diiringi kompetisi yang kompetitif dan dukungan luar biasa dari federasi dan suporter, menembus babak Grup Liga Champions bukan perkara yang mustahil bagi klub Indonesia. Yang tentunya dampak dari pembenahan ini akan bermanfaat bagi Timnas Indonesia secara paripurna.
Mengubah sudut pandang Suporter
Selama ini suporter Indonesia banyak yang mendesak pada PSSI maupun petinggi klub untuk berbenah. Namun, mereka sendiri masih saja banyak berbuat perilaku yang merugikan keuangan klub. Belum lagi, egosentris suporter Indonesia yang tidak sabaran dan tak mau menunggu proses membangun tim menjadi problematika lain yang masih saja terjadi.
Fans harus mengerti bahwa parameter prestasi tak melulu memaksakan menjadi juara 1. Meskipun, hal itu mungkin juga target setiap klub. Tapi, paradigma yang harus dikembangkan sekarang adalah bagaimana klub-klub liga 1 bisa berbicara banyak di kancah Asia. Yang tentunya bisa berdampak baik bagi dunia persepakbolaan dan Timnas Indonesia kedepannya.
Pelatih bagus, pemain bintang dengan ditopang oleh jutaan penggemar, belum tentu bisa juara dan berprestasi di Asia. Jika, fasilitas latihan saja masih nomaden dan iklim kompetisi yang toxic.
Maka dari itu, mari kita sambut dan rubah asumsi diri tentang juara dan rela menanggalkan sejenak egosentris dinamika sejarah rivalitas demi sepakbola Indonesia yang lebih baik kedepannya.
Sebab, untuk mewujudkan mimpi sepakbola Indonesia yang lebih baik, suporter harus menjadi sosok cerdas yang kenal betul siklus sepakbola dan klub modern bekerja.