Tapi, saat mulai beranjak dewasa, semangat kamu untuk bermimpi besar itu mulai berkurang, bahkan mungkin berhenti.
Orang tua dan guru mulai memaksakan keyakinan mereka ke kamu. Mereka mengatakan apa yang bisa dan ngga bisa kamu lakukan dalam hidup kamu. Bahkan terkadang mereka melarang kamu melakukan sesuatu bahkan sebelum kamu mencobanya dengan alasan kamu ngga akan bisa.
Padahal, yang perlu kamu lakukan justru kamu harus mendorong diri kamu untuk melewati keyakinan yang membatasi diri kamu sendiri.
Kamu harus menemukan batasan diri kamu dengan menempatkan diri kamu pada situasi yang berbeda dari yang biasa kamu lakukan dan mendorong diri kamu melalui ketidaknyamanan yang muncul karenanya.
Kalau berhasil, kamu akan percaya diri dan bahkan kagum dengan apa yang ternyata bisa kamu capai.
2. Jangan pernah bingung antara ingatan dan fakta
Kamu harus tahu, ingatan kita itu ngga menyimpan informasi persis seperti apa yang kita lihat atau alami.
Cara kerjanya adalah ingatan kamu mengambil inti dari pengalaman yang kamu alami dan menyimpannya dengan cara yang paling bisa diterima akal kamu. Itu kenapa orang yang melihat peristiwa yang sama pun sering kali bisa punya versi yang berbeda-beda satu sama lain.
Otak kamu punya bias konfirmasi bawaan. Artinya, ia hanya menyimpan informasi yang konsisten dengan keyakinan, nilai, dan citra diri yang ada dalam diri kamu. Sistem memori yang selektif ini fungsinya untuk membantu otak kamu supaya ngga kelebihan beban dengan terlalu banyak informasi.
Jadi, kamu harus tahu kalau ingatan kamu ngga selalu memberi kamu informasi yang akurat.
Misalnya, kalau kamu punya harga diri yang rendah, otak kamu cenderung menyimpan informasi yang menegaskan kurangnya kepercayaan diri kamu. Hanya itu yang akan kamu ingat tentang peristiwa yang kamu alami.