Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

-

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cara Mencegah Kecanduan Gawai pada Anak

30 Juli 2020   15:19 Diperbarui: 30 Juli 2020   15:20 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di masa sekarang ini, penggunaan gawai dalam kehidupan tentu sudah ngga asing lagi. Dengan gawai, kita bisa lebih produktif, efisien, bahkan bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan kita lewat pelatihan-pelatihan online yang tersedia.

Penggunaan gawai pada anak pun demikian. Kalau gawai ini digunakan dengan bijak, gawai tersebut bisa memberi banyak keuntungan, tentunya dalam hal edukasi ya, yang bisa membantu anak-anak meningkatkan kemampuan kognitif mereka.

Dan di masa pandemi sekarang ini, gawai ini bisa dibilang semakin dekat dengan kehidupan anak-anak kita. Mau atau ngga mau, dengan sistem pembelajaran jarak jauh yang diterapkan di sekolah-sekolah, gawai adalah salah satu alat yang dibutuhkan anak-anak.

Nah, masalahnya, orang tua tentu punya kekuatiran tersendiri mengenai dampak negatif dari penggunaan gawai pada anak-anak.

Namanya anak-anak, mereka tentu punya daya imajinasi yang tinggi, yang semua itu seperti bisa diwujudkan lewat gawai di tangan mereka. Misalnya, tentu saja lewat permainan-permainan yang ada di dalam gawai mereka. Siapa yang ngga suka bermain permainan online? Yang dewasa saja suka kan?

Penggunaan gawai oleh anak-anak, kalau ngga diawasi oleh kita sebagai orang tua, bisa mengakibatkan kecanduan.

Kecanduan gawai bisa menarik anak-anak dari kehidupan nyata. Nilai menjadi turun dan bisa berdampak negatif pada kesehatan mereka.

Untuk itu, tugas kitalah sebagai orang tua untuk bisa melihat tanda-tanda kecanduan gawai pada anak dan mengambil langkah pencegahannya.

Bagaimana kita tahu kalau anak kita mulai kecanduan gawai?

Ini pertanyaan besarnya. Bagaimana sih cara tahunya kalau anak-anak sudah kecanduan gawai?

Kalau kita melihat tanda-tanda kecanduan gawai, kita akan semakin bisa melihat kenapa kita benar-benar harus menjadikan pencegahannya sebagai sesuatu yang sangat penting.

Anak-anak itu suka mengeksplorasi. Dan mereka juga sangat mahir dalam menggunakan gawai. Jadi, bersiaplah untuk turun tangan ketika kita mulai melihat tanda-tanda kecanduan gawai berikut ini.

Gangguan kecemasan dan komunikasi

Anak-anak yang kecanduan gawai akan mulai mempunyai masalah dalam berkomunikasi.

Kenapa?

Karena penggunaan gawai secara berlebihan akan menarik anak-anak dari kehidupan nyata ke dalam dunia digital. Akibatnya, begitu kita tarik kembali mereka ke dunia nyata, itu bisa menimbulkan kecemasan dan stres untuk mereka.

Karena itu, kalau kita mulai melihat anak kita sering terlihat stres, kemampuan dalam kehidupan nyatanya berkurang, dan ngga bisa berinteraksi dengan baik tanpa gawai, itu adalah indikasi kuat anak kita sudah kecanduan gawai.

Menarik diri

Anak-anak sering menarik diri dari orang tua saat mereka sedang mengalami masalah. Dan anak-anak pun melakukan itu ketika mereka mulai kecanduan gawai.

Kalau kita melihat anak-anak mulai menarik diri dari percakapan dengan orang tua, seperti mengobrol tentang apa yang terjadi di sekolah dan semacamnya, tapi masih bisa menggunakan gawai dengan baik, ini pun salah satu tanda anak-anak mulai kecanduan gawai.

Kehilangan minat

Gawai bisa digunakan untuk banyak hal.

Kita tentu sekali dua kali pernah menggunakan gawai untuk menenangkan anak-anak kita. Dan sekarang ini, kita gunakan gawai untuk membantu anak-anak belajar dari rumah. Apa pun bentuk penggunaan gawai itu, gawai itu adalah apa yang memang anak-anak inginkan.

Yang harus kita perhatikan, sebagai orang tua, adalah ketika anak-anak mulai kehilangan minat untuk bersosialisasi atau berkumpul bersama keluarga.

Seorang anak yang sudah kecanduan gawai akan lebih memilih untuk mendapatkan kenyamanan lewat penggunaan gawai ketimbang keluar rumah untuk bermain bersama teman, sekedar berjalan-jalan, atau mendengar dongeng sebelum tidur yang dibacakan orang tuanya.

Kalau anak-anak mulai kehilangan minat pada aktifitas di dunia nyata seperti itu, bersiaplah untuk mengambil alih kendali terhadap perubahan perilaku tersebut.

Berbohong

Kalau anak-anak mulai berbohong atas penggunaan gawainya, itu adalah salah satu tanda yang harus kita waspadai juga.

Anak-anak itu pintar. Mereka tahu apa yang akan kita, orang tuanya, bolehkan dan larang.

Karena itu, anak-anak yang mulai kencaduan gawai akan membohongi orang tua supaya bisa menggunakannya dengan tenang.

Menggunakan gawai di tempat tersembunyi atau tertutup, misalnya. Masuk kamar, tutup pintu, pegang gawai secara diam-diam. Hal ini adalah salah satu indikasi kecanduan gawai dan anda harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegahnya lebih parah.

Penurunan daya ingat

Foto: pixabay.com
Foto: pixabay.com

Daya ingat menurun, pelupa, adalah tanda lainnya dari kecanduan gawai.

Sebagai orang tua, kita mengambil langkah tegas untuk membatasi waktu penggunaan gawai mereka dan mulai melibatkan anak-anak dalam kegiatan tanpa gawai yang tentunya bisa meningkatkan kekuatan otak mereka juga.

Sakit kepala dan gangguan penglihatan

Kalau anak-anak sudah mengalami sakit kepala dan gangguan penglihatan, ini adalah tanda yang sangat jelas dari kecanduan gawai.

Anak-anak ngga akan mengalami hal itu kalau penggunaan gawai mereka masih dalam batas yang wajar.

Orang tua harus mengamati munculnya sakit kepala dan gangguan penglihatan pada anak akibat penggunaan gawai yang berlebih ini. Karena kalau gejala tersebut muncul, itu adalah tanda dimulainya kecanduan.

Langkah pencegahan kecanduan gawai

Gawai memang mengasyikkan. Sangat menyenangkan untuk digunakan.

Gawai bisa sangat informatif sekaligus menghibur.

Dan faktanya, aneka macam gawai yang tersedia saat ini, sangatlah mudah digunakan bahkan oleh anak-anak sekali pun.

Buktinya, anak-anak kita terlihat sangat piawai dalam menggunakannya kan?

Masalahnya, penggunaan gawai oleh anak-anak diikuti oleh ancaman kecanduannya.

Karena itu, tugas kita sebagai orang tua adalah membimbing anak agar ngga sampai kecanduan gawai.

Beberapa langkah yang bisa diambil akan disampaikan di bawah ini.

Jadilah teladan

Anak-anak itu lebih besar terpengaruh oleh apa yang dilakukan orang tuanya dibanding apa yang disampaikan secara verbal.

Mereka adalah peniru ulung. Mereka akan meniru apa yang dilakukan orang tuanya.

Jadi, kalau kita ingin anak kita mengurangi waktu penggunaan gawainya, kita harus memberinya contoh lebih dulu. Kalau kita hanya melarang tapi kita sendiri menghabiskan banyak waktu menggunakan gawai, itu akan percuma.

Kita ngga bisa mengharapkan mereka ngga kecanduan gawai kalau kita sendiri sangat sering terlihat menggunakan gawai tersebut.

Karakter anak-anak adalah meniru. Jadi, berilah contoh yang baik.

Kalau memang pekerjaan atau kegiatan kita mengharuskan kita sering menggunakan gawai, setidaknya lakukan itu di tempat yang ngga terlihat anak kita.

Atau, sesekali boleh juga menggunakan gawai secara bersama-sama sambil mengajarkan pada mereka bagaimana menggunakannya dengan positif.

Buat area bebas gawai di rumah

Foto: pixabay.com
Foto: pixabay.com

Anak-anak banyak menghabiskan waktunya untuk tumbuh dan berkembang di dalam rumah.

Jadi, kita harus membuat rumah menjadi tempat berkembang yang baik. Bukannya malah menjadikannya awal dari kecanduan gawai.

Kita bisa menentukan area dalam rumah yang bebas gawai. Ruang makan, misalnya. Atau, ruang keluarga. Kita bisa menentukannya, terutama area-area yang digunakan untuk menghabiskan waktu bersama anggota keluarga.

Penentuan area ini juga bergantung pada usia anak-anak. Kalau kita mengijinkan anak-anak menggunakan gawai di kamar mereka, itu sama saja meningkatkan resiko kecanduan gawai pada mereka.

Jadi, putuskan dengan bijak area mana dalam rumah kita yang harus bebas gawai.

Libatkan anak-anak dalam kegiatan non-digital

Penting untuk sesekali mengalihkan aktifitas anak-anak dari dunia virtual ke dunia nyata.

Mereka jadi mengekspresikan diri mereka dalam aktifitas-aktifitas nyata.

Ajak mereka beraktifitas di luar rumah, entah untuk piknik, bermain, atau sekedar duduk-duduk di taman sambil mengobrol.

Kita juga bisa mengadakan proyek kecil-kecilan di rumah untuk meningkatkan kreatifitasnya. Misalnya, membuat pajangan dari kayu, melukis, apapun.

Mengundang teman-teman mereka juga efektif untuk mengalihkan perhatian mereka pada dunia nyata tempat mereka hidup. Atau, ajak mereka mengunjungi keluarga, seperti paman, bibi, dan kakek-nenek.

Kegiatan-kegiatan seperti itu akan membangun ikatan kita dengan anak-anak dan juga bisa membuat anak-anak lebih bertanggung jawab.

Awasi aplikasi yang ada di gawai anak

Anak-anak bisa belajar lewat gawai. Tapi anak-anak juga bisa mendapat pengaruh buruk lewat aplikasi-aplikasi yang ada di dalam gawai mereka.

Aplikasi yang bisa membuat mata mereka betah berjam-jam menatap layar gawai dan ngga melakukan hal lainnya.

Sebagai orang tua, tentu kita harus mengawasi dan tahu apa saja aplikasi yang terpasang di gawai anak. Ini penting untuk perkembangan mentalnya.

Dengan begitu, kita bisa berkomunikasi, membahas, berdiskusi apa yang baik dan ngga baik bagi mereka.

Batasi waktu penggunaan gawai

Mau dibatasi secara total? Itu seperti mengajak anak-anak perang.

Mereka akan menolak keras dan memprotes kita, orang tuanya.

Foto: unsplash.com
Foto: unsplash.com

Tapi, kita bisa membatasi waktu penggunaanya. Ada banyak aplikasi yang bisa dipakai untuk membatasi waktu penggunaan gawai ini.

Sepakati kapan mereka boleh menggunakannya dan berapa lama.

Untuk anak-anak usia 2-5 tahun, seharusnya ngga boleh menggunakan gawai lebih dari satu jam setiap harinya. Sedangkan untuk anak yang lebih besar, yang sudah bisa membaca, dua sampai tiga jam sehari itu sudah maksimal.

Pastikan mereka mematuhi kesepakatan itu. Dan orang tua harus tegas ketika mereka merengek-rengek meminta waktu tambahan. Kalau ngga, mereka akan tahu dan memanfaatkan cara yang sama kalau mereka menginginkan waktu tambahan di kemudian hari.

Membatasi waktu penggunaan gawai pada anak bisa membuat mereka punya waktu untuk kegiatan lain dan lebih produktif untuk urusan sekolah.

Dorong mereka mendapatkan waktu penggunaan gawai

Cara ini juga bisa digunakan untuk membatasi waktu penggunaan gawai pada anak-anak.

Berhentilah memberikan gawai dengan begitu mudah pada mereka.

Sebelum mereka mendapatkannya, ajak mereka untuk terlibat dalam kegiatan di rumah lebih dulu, seperti menyapu, mengepel lantai, atau mencuci piring.

Setelah itu, baru mereka boleh menggunakan gawai tersebut selama waktu yang disepakati.

Dengan begitu, mereka akan lebih menghargai waktu penggunaan gawai yang mereka punya plus mereka terbiasa untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk mereka kelak.

Libatkan anak-anak dalam kebiasaan produktif menggunakan gawai

Kalau anak-anak sudah sangat sulit lepas dari gawai, arahkan penggunaannya ke arah yang positif.

Pastikan aplikasi yang terpasang di gawai tersebut mendidik.

Cari aplikasi yang membuat mereka tertantang sekaligus belajar.

Jadi, walaupun sulit untuk mengurangi waktu pemakaian gawai, yang tentunya kita harus tetap melakukannya nanti, setidaknya untuk sementara kita bisa mengarahkan waktu penggunaan gawai tersebut ke arah yang positif.

Batasi jumlah gawai

Berapa banyak gawai yang anda punya?

Kalau kita punya banyak jenis gawai, apalagi keluaran terbaru, letakkan itu di tempat yang sulit ditemukan anak-anak.

Foto: unsplash.com
Foto: unsplash.com

Anak-anak ngga membutuhkan gawai sebanyak itu. Dan mereka pun ngga membutuhkan gawai-gawai keluaran paling baru.

Kita tentu ngga ingin memuaskan keinginan kita untuk memiliki banyak gawai tapi sekaligus meningkatkan resiko anak kita kecanduan gawai kan?

Karena itu, batasi gawai yang tersedia di rumah.

Buat prioritas untuk anak

Namanya anak-anak, mereka ngga tahu mana yang dibilang batas yang masih wajar dan mana yang berlebihan.

Dan mereka pun belum tahu mana aktifitas yang prioritas dan mana yang tidak.

Karena itu, orang tualah yang harus membantu mereka menentukan prioritas.

Tunjukkan pada mereka kalau mereka pun bisa hidup bebas gawai.

Buat prioritas dan aturan yang harus ditaati. Kapan harus mengerjakan pekerjaan sekolah, pekerjaan rumah, dan kapan boleh menggunakan gawai. Ajarkan pada mereka tentang prioritas.

***

Teknologi akan terus berkembang.

Dan teknologi akan terus dibuat untuk memudahkan hidup kita.

Penggunaan teknologi, dalam hal ini gawai, oleh anak-anak kita ngga selalu buruk selama mereka menggunakannya dengan bijak, sehat, dan bertanggung jawab.

Tugas kitalah sebagai orang tua untuk memastikan hal itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun