Mohon tunggu...
Diba Komandoko
Diba Komandoko Mohon Tunggu... -

Just an amateur web content writer. Nothing more or less..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Balado Balado Telat

27 November 2012   13:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:35 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

(Tulisan ini adalah benar-benar berdasarkan kisah nyata. Kalo nggak salah matkul Extensive Reading yang ada di  semester 5, lokasi di ruang RC (resource center))

Extensive reading adalah pelajaran yang mengharuskan kita tertib. Tertib dalam segala hal. Nggak boleh telat. Nggak boleh absen. Harus masuk kelas yang bener sesuai jadwal. Harus ngumpulin tugas on time setiap minggunya. Dan harus membaca tentunya. (Ya iyalah, namanya juga Reading. hehe). Dan Sabtu itu aku tertib. Enggak dateng telat. Tugas udah beres dan aku masuk kelas yang benar. Ini keajaiban alam, aku mempercayainya. (Sailormoon banget!)

Lagi nungguin antrian numpuk tugas, eh dosennya nyeletuk.

“Nomer handphone yang saya berikan itu tolong dipergunakan sebaik-baiknya. Enggak usah sms kalau enggak perlu dan enggak penting. Dan pertanyaannya juga yang bermutu! “

Aku ngebisikin temen sebelahku,”Haha. Sukurin. Siapa lagi hari ini yang kena?!”

Temenku senyum aja.

Lalu  dosen yang konon  punya IP 4,00 alias nilainya enggak ada A minusnya itu, ngomong lagi, “Masa kemarin ada yang sms saya bilang gini: pak, saya terlambat 3 minggu. Apa saya masih boleh ngumpul?.”

Terus itu dosen marah. Sumpah ekspresinya lucu banget.

“Itu temen anda yang sms. Kalo kayak gitu saya harus jawab gimana coba? Ya udah saya jawab aja: silahkan minta pertanggungjawaban lelaki yang berbuat. Kalo dia tidak mau laporkan saja ke Polisi. “

Hahaha. Kita semua ketawa. Menyadari kegoblokan orang yang sms yang tidak lain tidak bukan adalah temen kita sendiri. Maksud mahasiswi itu kan dia terlambat masuk kelas Extensive Reading 3 minggu.  Dia masih boleh mengumpulkan tugas atau tidak. Tapi gara-gara bahasa sms nya gitu, maknanya jadi ambigu. Haha.

“Coba kalau sms itu dibaca istri atau anak saya? Apa coba yang ada dipikiran mereka? Suami dan ayahnya menghamili seorang mahasiswi tetapi mahasiswi itu masih mau ngumpul sama saya! Iya kan?”, kata dosen itu lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun