Mohon tunggu...
Diaz ZahranAsyari
Diaz ZahranAsyari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiwa Universitas Pendidikan Indonesia

Belajar menulis sesuatu yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Optimalisasi Tri Pusat Pendidikan sebagai Solusi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pembelajaran di Masa Pandemi

26 Juli 2021   00:57 Diperbarui: 26 Juli 2021   01:35 1365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pada awalnya kedatangannnya, Pandemi Covid-19 ini tentu saja mengagetkan semua pihak. Dunia Pendidikan pun sangat terganggu dengan adanya pandemi ini. Yang dimana tadinya pembelajaran berjalan normal secara tatap muka, kini menjadi terhambat. Bahkan UNESCO sebuah lembaga dari PBB yang berhubungan dengan pendidikan pun berkata "Untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia, satu generasi anak-anak di seluruh dunia terganggu pendidikannya,"(BBC News, 2020). Dan pada akhirnya semua penyelenggara Pendidikan, mau tidak mau harus mengubah pola implementasinya pada seluruh satuannya. Karena pada hakikatnya Pendidikan itu menurut John Dewey dalam Sagala (2013) berpendapat bahwa Pendidikan adalah proses yang tanpa akhir (education is the proses without end). Maka dapat disimpulkan bahwa sektor Pendidikan harus terus dapat berjalan dalam keadaan apapun, termasuk dalam kondisi pandemi. Maka tentu saja pemerintah Indonesia pun tidak tinggal diam dengan adanya pandemi ini, dimana pemerintah sudah mengeluarkan berbagai kebijakan di ranah Pendidikan untuk menangani hal ini. Mulai dari pembelajaran daring, penyesuaian dana BOS, program keringanan biaya Pendidikan, pembatalan ujian nasional, bantuan kuota internet, mengadakan kurikulum darurat, dan lain sebagainya.

Seiring berjalannya waktu, Pandemi Covid-19 ini pun masi belum berakhir. Bahkan sebuah Badan Kesehatan Dunia (WHO) berkata bahwa pandemi ini tidak akan berakhir dengan cepat. Maka dari itu pemerintah pun berbagai berbagai kebijakan dalam menangani permasalahan ini mulai dari PSBB, PPKM Jawa-Bali, PPKM Mikro, Penebalan PPKM Mikro, PPKM Darurat, hingga PPKM multi level. Meskipun berbeda-beda istilah namun pada kenyataaanya secara kasat mata menurut saya hampir sama saja dari semua istilah kebijakan tersebut, walau demikian namun saya tetap mengapresiasi usaha pemerintah. Keputusan pemerintah terbaru saat ini adalah PPKM Darurat Jawa-Bali yang Berlaku awal 3 sampai 20 Juli 2021 (Kompas, 2021), namun baru-baru ini pemerintah merubah kebijakan tersebut menyesuaikan dengan trend angka kasus covid yang terjadi di tiap-tiap daerah dan sisusun sesuai kategori level. 

Di ranah pendidikan, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim mengatakan semua aturan pembelajaran tatap muka diatur dalam SKB empat Menteri dan mengedepankan kehati-hatian dan kesehatan semua insan pendidikan. Sebelumnya, SKB tersebut menyatakan pada tahun ajaran baru 2021-2022 yakni Juli, sekolah diberikan opsi untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) Terbatas untuk menghindari dampak-dampak negatif berkelanjutan pada peserta didik.  Dan kesimpulannya Pembelajaran daring sekarang ini akan berlangsung secara dinamis dan menyesuaikan risiko kesehatan yang berlangsung, yang mana pada intinya harus ada perubahan menurutnya. Dengan adanya PPKM Darurat, ada tujuh provinsi yang wajib melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Nadiem menyebutkan tujuh provinsi tersebut yakni DKI Jakara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarja, Jawa Timur, dan Bali. Daerah-daerah ini tidak diperkenankan melakukan pembelajaran tatap muka terbatas hingga PPKM Darurat berakhir. Menurut Nadiem, "Satuan pendidikan di luar 7 provinsi tersebut bisa memberikan opsi tatap muka terbatas sesuai SKB yang sudah ditentukan. Orang tua atau wali di luar wilayah ini memiliki kewenangan penuh untuk memberikan izin pada anaknya untuk memilih apakah PTM Terbatas atau PJJ. Jadi hanya di 7 provinsi ini yang belum diperkenankan tatap muka".

Meskipun demikian, pada tataran praktis nyatanya masih terdapat sebuah permasalahan dalam pelaksanaan Pendidikan. Yaitu terdapat sebuah ketidakefektifan proses pembelajaran daring terhadap siswa dan kurang adanya koordinasi antara guru dengan orang tua siswa dirumah yang mengurangi esensi dari sebuah Pendidikan.

Bagaimana Tri pusat Pendidikan Menjawab Hal Ini?

Sejauh ini proses belajar mengajar para siswa nyatanya terlalu diserahkan sepenuhnya kepada sekolah. Lalu posisi keluarga dan masyarakat hampir tidak diikutsertakan dalam sebuah proses pendidikan. Sampai-sampai para orang tua sudah merasa aman dan sudah terpenuhinya berbagai kebutuhan Pendidikan anak-anaknya, dimana seakan-akan tugas dan tanggung jawab mereka sudah selesai dalam upaya pencerdasan tiap keluarga. Maka saya rasa, dengan adanya pandemi ini menjadi sebuah momentum yang diharapkan mampu menciptakan kembali kesadaran para orangtua dan masyarakat untuk memegang peran aktif dalam pembelajaran anak-anaknya agar sesuai dengan tujuan Pendidikan itu sendiri. Berbicara mengenai pendidikan, Ki Hajar Dewantara yang merupakan bapak Pendidikan Indonesia memiliki konsep hebat bernama Tri Pusat Pendidikan. 

Tripusat pendidikan adalah tiga pusat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan yaitu dalam keluarga, sekolah dan masyarakat (Nadziroh, 2018). Beliau seolah-olah menyatakan bahwa Pendidikan tidak bisa berjalan jika hanya salah satu yang berperan, karena semua saling berpengaruh. Dengan adanya kesinergian dalam ketiga unsur tersebut, maka komunikasi dan proses Pendidikan pun akan menjadi lancar. Selain itu Tri Pusat Pendidikan adalah sarana yang sangat tepat dalam membentuk karakter anak, karena kita bisa menanamkan nilai-nilai karakter terhadap anak di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Tentu saja mengenai unsur komunikasi dengan lingkungan masyarakat tidak semudah dengan unsur komunikasi dengan orang tua. Karena diperlukan berbagai strategi untuk bisa diimplementasikan kedalam sebuah program yang melibatkan berbagai pihak. Sehingga dari ketiga unsur tadi, yang realistis untuk dilakukan adalah dalam komunikasi antara keluarga dengan sekolah. Apalagi pada melihat kemajuan teknologi pada saat ini, dimana sudah banyak media dan sarana yang memfasilitasi hubungan komunikasi antara guru dan orang tua.

Maka dari itu Optimalisasi Tri Pusat Pendidikan dapat dilakukan dengan mengadakan Rapat Komite. Rapat ini sebuah pertemuan orang tua peserta didik dengan pihak sekolah yang diwakili oleh manajemen sekolah. Namun kali ini, tidak seperti biasanya karena rapat komite ini, harus mencakup dan menjawab berbagai persoalan dan permasalahan yang ada mengenai pembelajaran daring yang sedang berjalan. Tujuan dari rapat komite ini diharapkan sebelum diadakannya sebuah sistem pembelajaran daring, pihak orang tua siswa sudah mengetahui, paham dan siap mengenai segala persoalan yang ada mengenai pembelajaran daring. Bahkan alternatifnya bisa mengadakan emergency meet menggunakan media live meeting seperti zoom. Sehingga antara pihak sekolah dan orang tua dapat bekerja sama dalam mensukseskan proses pembelajaran daring ini.

Menilik tentang ketidakefektifan pembelajaran daring

Melihat mengenai ketidakefektifan proses pembelajaran daring, dimana banyak siswa yang kurang memperhatikan dan menyepelekan tugas yang ada, dan bahkan menganggap belajar daring itu sebagai liburan. Salah satu solusinya adalah sekolah dapat membentuk sebuah alur dan sistem koordinasi dengan orang tua yang sangat sistematis dan responsif dengan berbagai media teknologi yang dapat mendukung akan program ini mulai dari yang termudah seperti membuat grup whatsapp khusus orang tua anak, mengadakan online meeting dengan orang tua anak, atau bahkan ada inovasi aplikasi khusus mengenai hal ini. Harapannya sistem ini berguna untuk menyamaratakan semua persepsi orang tua tentang semua hal mengenai pembelajaran, tugas dan kondisi peserta didik pada saat pembelajaran dirumah, baik pra pembelajaran, saat pembelajaran berlangsung maupun pasca pembelajaran daring.

Selain itu diperlukan adanya koordinasi antara guru dengan orang tua atau wali siswa dirumah yang dapat bersama-sama ikut membimbing anaknya dalam proses pembelajaran tersebut sehingga dapat mewujudkan esensi Pendidikan itu sendiri yang mana tidak hanya transfer of knowledge, tetapi juga transfer of values dan transfer of skills yang tidak hanya mengajarkan pelajaran, namun melahirkan keahlian dan karakter. Dan dengan adanya sistem ini, secara tidak langsung adalah implementasi dari konsep Tri Pusat Pendidikan itu sendiri. Dengan adanya fenomena Covid-19 yang menyerang Pendidikan Indonesia, saya berharap Optimalisasi Tri Pusat Pendidikan ini baik secara teoritis maupun praktis dapat menjawab dan menjadi solusi terhadap berbagai permasalahan pendidikan yang ada di sekolah maupun keluarga masyarakat di masa pandemi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun