Mohon tunggu...
dr Sandiaz Yudhasmara
dr Sandiaz Yudhasmara Mohon Tunggu... Penulis Kesehatan

Healthy children are the seeds of a strong future. When we nurture their well-being today, we build the foundation for a brighter tomorrow

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

KAI Argo Dwipangga dan Hati Tua Yang Menemani

9 Mei 2025   19:25 Diperbarui: 11 Mei 2025   15:16 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat kami turun di Yogyakarta, langkah kami terasa berat. Bukan karena tas yang penuh, tapi karena hati yang penuh pesan. Dalam kabin itu, kami bukan hanya menempuh jarak Jakarta-Yogya, tapi menempuh satu perjalanan spiritual, dari sibuk menuju sadar. Dan dalam tiap detik perjalanan itu, suara bapak tua itu bergema: "Pulanglah, Nak. Jangan hanya mengirim kabar. Kirimkan juga dirimu, walau hanya untuk satu pelukan. Itu cukup. Lebih dari cukup."

Seketika, kami tak bisa berkata apa-apa. Dalam kabin mewah itu, justru kalimat beliau yang paling menggetarkan hati. Kemewahan bisa memberi kenyamanan, tapi kasih sayanglah yang memberi kehidupan. Ia bukan mengeluh, tapi sedang mengingatkan, bahwa hidup terlalu singkat untuk melupakan mereka yang pertama kali menggendong kita saat kita belum bisa berjalan.

Dalam perjalanan panjang itu, kami melewati lebih dari sekadar jarak fisik antara Jakarta dan Yogyakarta. Kami menempuh perjalanan spiritual yang membuka mata, mengingatkan kami bahwa kesibukan yang terus menggerus waktu tidak seharusnya membuat kita lupa akan mereka yang menunggu dengan penuh harap. Pesan bapak tua itu terus menggema, menancapkan luka yang mendalam, "Pulanglah, Nak. Jangan hanya mengirim kabar. Kirimkan juga dirimu, walau hanya untuk satu pelukan. Itu cukup. Lebih dari cukup." Kalimat itu menjadi pengingat, bahwa kasih sayang tidak bisa tergantikan dengan materi atau kesibukan.

Saat itu, kami sadar bahwa hidup adalah tentang hadir di saat yang benar-benar dibutuhkan. Tidak hanya melalui pesan singkat atau barang-barang yang dikirimkan, tetapi melalui kehadiran kita sendiri. Mungkin satu pelukan, satu waktu untuk bersama, lebih berarti daripada apa pun yang bisa dibeli dengan uang. Terkadang, kita begitu larut dalam mengejar kesuksesan, namun lupa bahwa yang paling dibutuhkan oleh orang-orang yang kita cintai adalah perhatian dan waktu kita. Bapak tua itu mengajarkan kami, bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada pencapaian duniawi, tetapi pada kedekatan dengan orang-orang yang tulus menyayangi kita, di saat mereka membutuhkan kita.

Perjalanan dengan KAI Angkutan Lebaran tak sekadar soal rel dan roda besi yang melaju, melainkan juga tentang relasi yang diam-diam menyentuh hati. Di tengah kemajuan fasilitas dan kecepatan waktu tempuh, terselip momen-momen sunyi yang mengingatkan kita pada hal paling penting dalam hidup: pulang. Bukan hanya ke alamat rumah, tapi pulang pada cinta tanpa syarat, pada doa yang tak pernah putus, dan pada pelukan orang tua yang tak menuntut apa-apa selain kehadiran kita.

Sukses sejati bukan soal seberapa jauh kita bisa pergi, tapi seberapa sering kita kembali. Saat dunia menawarkan seribu destinasi, ingatlah bahwa ada sepasang mata tua yang tak lagi tajam, tapi selalu mencari kita dalam diam. Pulanglah, bukan karena kewajiban, tapi karena di sanalah tempat segala pencapaian menemukan makna yang paling utuh, tempat di mana setiap detik menjadi doa, dan setiap senyum menjadi surga kecil yang tak tergantikan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun