Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Emilia, Bidan Desa di Kawasan Rawan Bencana: Khawatirkan Keselamatan Masyarakat dari Pandemi Covid-19 dan Letusan Gunung Merapi

21 November 2020   22:46 Diperbarui: 21 November 2020   23:24 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saat ini lebih mudah mengedukasi masyarakat akan bahaya letusan Gunung Merapi daripada resiko tertular Covid-19," kata Emilia Sari Mawar Wati, bidan desa yang bertugas di Puskesmas Srumbung, Kabupaten Magelang. Kawasan yang masuk sebagai Kawasan Rawan Bencana Letusan Gunung Merapi. Emilia sudah menjadi bidan sejak tahun 1997.

"Bu, diagem maskernya ya," kata Emilia kepada seorang ibu yang hendak memasuki Puskesmas Srumbung. Ibu, silakan dipakai maskernya.

"Nggih, bu. Niki mbeta masker kok. Ming dereng kula agem," jawab sang ibu bergegas mengeluarkan masker dari dalam tasnya dan memakai tepat sebelum masuk ke ruang periksa puskesmas.  Ya, ibu. Saya bawa masker kok, cuma belum saya pakai.

"Saat ini lebih mudah mengedukasi masyarakat akan bahaya letusan Gunung Merapi daripada resiko tertular Covid-19," kata Emilia Sari Mawar Wati, bidan desa yang bertugas di Puskesmas Srumbung, Kabupaten Magelang.

Srumbung adalah salah satu kecamataan di Kapupaten Magelang. Berdasar data dari Biro Pusat Statistik 2018, Kecamatan Srumbung berpopulasi 48.487 jiwa. Kecamatan ini berjarak sekitar 19 kilometer dari ibu kota Kabupaten Magelang.

Di kecamatan ini terdapat sebuah pos pengamatan Gunung Merapi yang terletak di Dusun Ngepos, Desa Ngablak yang sudah dibangun sejak zaman Belanda. Kecamatan Srumbung menjadi daerah penghasil salak Nglumut, salah satu salak varietas unggul yang terdaftar dan diakui oleh Departemen Pertanian Republik Indonesia.

Sosialisasi kesehatan kepada masyarakat (dokpri)
Sosialisasi kesehatan kepada masyarakat (dokpri)
Sebagai bidan, Emilia, yang bernama lengkap Emilia Sari Mawar Wati, mengakui bahwa tidak cukup mudah mengedukasi masyarakat akan resiko tertular oleh Covid-19. Jauh lebih mudah mengedukasi masyarakat akan resiko letusan Gunung Merapi.

Banyak masayarakat yang memakai masker setelah diingatkan atau sudah akan memasuki kawasan puskesmas. Padahal resiko paparan tidak hanya ketika berada di kompleks puskesmas tetapi juga bisa di mana saja. Sejauh terjadi interaksi dalam jarak dekat dengan mereka yang sudah terpapar lebih dahulu.

"Faktor kedisiplinan pasti memegang peran sangat penting. Tanpa kedisiplinan dari semua masyarakat, situasi dapat memburuk dengan lebih cepat. Tentu kita semua berharap bahwa pandemi ini akan segera dapat diakhiri. Meski sepertinya cahaya di ujung lorong belum terlalu terang"

"Kalau mengedukasi resiko letusan jauh lebih mudah. Persoalannya jelas. Ke mana arah jalur evakuasi. Di mana letak tempat-tempat pengungsian. Apa saja yang perlu dibawa, dan seterusnya. Diminta memakai masker saja sangat sulit. Padahal kalau tidak kebagian bantuan, banyak yang akan segera mengajukan keberatan. Tetapi giliran memakai, luar biasa sulit diedukasi," lanjut Emilia yang sangat mengkhawatirkan keselamatan masyarakat. Dari sisi pemerintah, menurut Emilia sudah banyak sekali bantuan yang diberikan baik masker maupun sanitizer.

"Hari ini saja berdasar hasil tracing ada 12 orang yang positif terpapar Covid-19. Ada yang menangis, ada yang panik. Ada juga yang anaknya marah-marah ke saya. Tidak percaya. Menggugat hasil test. Sebagian bahkan berkeyakinan tidak mungkin Covid-19 akan sampai ke dusun mereka," kata Emilia sambil menghela nafas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun