Mohon tunggu...
Diantika IE
Diantika IE Mohon Tunggu... Blogger

Penulis, Blogger, Alumnus Pascasarjana PAI UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

4 Keterampilan Membaca yang Harus Diasah Pejabat Publik Agar Penggunaan Diksi Tidak Melukai

1 September 2025   11:15 Diperbarui: 1 September 2025   11:12 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bicara (gambar: Miguel Hendiques/Unsplash)

Ibarat peribahasa, "mulutmu harimaumu" siapa yang salah bicara maka bersiaplah menanggung akibatnya. Itulah yang kini dialami oleh beberapa pejabat publik yang telah memicu aksi demo di DPR sebagai buah dari kekecewaan rakyat.

Bukan hanya demo di DPR, aksi unjuk rasa kini semakin mencekam dan menimbulkan kerusakan fasilitas yang seharusnya dapat dijaga. Namun nasi sudah menjadi bubur. Pilu dan sedih bercampur baur dengan rasa yang entah apa. Kecintaan kita kepada negeri ternyata dinodai oleh segelintir orang yang memiliki posisi sebagai anggota DPR, berperan sebagai wakil rakyat yang bicara dengan sembarang tanpa pikir panjang.

Jangan biarkan salah memilih diksi menodai kedamaian bangsa.

Agar nenti ini tidak terulang, seharusnya mereka yang dipilih oleh rakyat dengan segenap rasa percaya mampu menjawab kegelisahan dan tuntutan rakyat dengan tutur yang membangun. Diksi tepat yang lebih enak didengar, nyaman di telinga dan menyejukkan hati. Sehingga tidak menambah rentetan luka yang ada.

Sebab rakyat sudah sangat lelah merasakan derita dan himpitan yang diakibatkan oleh kebijakan-kebijakan yang tidak memihak.

Karena itu, memilih diksi bukanlah perkara sepele. Kata yang keluar dari mulut pejabat publik adalah cermin tanggung jawab, yang sekaligus bisa menjadi pengobat luka atau sebaliknya---penambah perih.

Maka, keterampilan berbahasa dan berbicara di depan publik bukan sekadar soal keberanian tampil, melainkan juga kepekaan, empati, serta keluasan wawasan.

Empat Keterampilan Membaca yang Harus Diasah Para Pejabat Publik

Salah satu cara utama untuk mengasah kepekaan dan memperindah kualitas diksi saat bicara di depan publik adalah memperbanyak membaca. Namun, membaca di sini tidak hanya sebatas buku, melainkan juga mencakup berbagai bentuk bacaan yang memperluas cakrawala. Ada setidaknya empat jenis "membaca" yang layak dipertimbangkan:

1. Membaca buku dan literatur

Membaca memperkaya kosakata sekaligus memperdalam pengetahuan. Pejabat yang akrab dengan bacaan bermutu akan lebih mudah memilih diksi sebab banyak mengantongi kosa kata baru. Sehingga kata yang keluar dari lisannya lebih bernas, indah, dan tepat sasaran.

Membaca lebih banyak, bicara lebih bijak.

2. Membaca informasi aktual

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun