Menghadapi PTM (Pembelajaran Tatap Muka) bagi seorang guru memang sesuatu yang cukup membuat hati campur aduk. Antara bahagia dan sedikit was-was. Bahagia karena sudah hampir dua tahun ajaran anak-anak belajar di rumah. Guru pun hanya dapat menyampaikan materi secara daring.
Was-was, selain karena masih khawatir akan bahaya covid 19, menunggu saat-saat pertemuan dengan anak-anak di sekolah ternyata menimbulkan debar tersendiri. Kok rasanya mau ketemu seseorang yang spesial dan lama sekali dirindukan ya? Aduh, seperti habis LDR-an lalu mau ketemuan lagi.
Nyatanya, terlalu lama belajar di rumah tentu ada efek yang cukup berpengaruh pada anak-anak. Mereka yang terbiasa belajar di rumah, dengan aturan yang cukup longgar, cemilan lezat buatan Mama yang selalu tersedia di meja, makan dan mandi pun flesibel. Boleh kapan saja.
Pakaian pun boleh tidak mengenakan seragam sekolah, yang penting hadir di google meet atau zoom meeting. Tidak bersepatu dan berkaus kaki pun tidak masalah.
Namun saat nanti harus masuk lagi ke sekolah, tentunya menajdi "PR" tersendiri untuk para guru. Karakter anak yang sudah dibina dengan sistem yang sama di sekolah, menjadi beraneka ragam karena banyak dipengaruhi oleh kebiasaan di lingkungan rumahnya masing-masing. Kebiasaan-kebiasaan baik yang sering dilakukan di sekolah pun akan ada banyak yang hilang.
Sebagai guru, maka terlebih dahulu harus menyiapkan amunisi yang kuat. Guru yang juga mulai terlena dengan kebiasaan WFH dan terbiasa mengajar di depan layar harus bersiap menghadapi tantangan PTM kali ini.
Akan sangat berbeda keadaannya ketika mengajar daring dengan bertemu langsung anak-anak di kelas.
Lalu apa saja yang harus dipersiapakan guru untuk menghadapi pembelajaran tatap muka (PTM) nanti?
1. Pahami Psikologis Anak
Seperti halnya orang dewasa yang sudah jenuh dengan ruang gerak yang terbatas, anak-anak pun demikian.
Mereka ingin segera bebas lepas dan kembali merasakan asiknya sekolah dan bertemu dengan teman-teman.
Mereka yang lama "terkurung" di rumah dengan berbagai peraturan yang harus ditaatinya akan merasa merdeka ketika kembali ke sekolah.
