Zaman sudah berubah. Waktu bergulir begitu cepatnya. Manusia yang cerdas akan berusaha mengikuti perkembangan dan mengimbangi setiap perubahan yang terjadi. Karena jika hanya diam, maka akan kalah dan ketinggalan zaman.Â
Dewasa ini, lapangan kerja semakin menyempit. Tenaga manusia terkikis, tergantikan oleh mesin. Maka manusia yang masih terpaku dalam kebiasaan manual, dikhawatirkan akan semakin tertinggal dan tertinggal.
Begitu pula dengan Pramuka. Gerakan kepanduan yang berlambangkan tunas kelapa ini selalu identik dengan aktivitas naik gunung, panas-panasan, serta kegiatan lapangan yang membuat pesertanya berubah warna kulit menjadi hitam legam akibat terlalu sering terpapar sinar mata hari.Â
Ups, tapi tunggu dulu. Itu hanya pendapat dari orang awam yang belum paham betul apa itu gerakan Pramuka. Atau, bisa jadi itu adalah pendapat orang-orang yang hidup di zaman dulu dan terjebak dengan kenangan mendaki gunung lewati lembah dengan seragam cokelat dan tongkat bambunya.
Lihat saja. Sekarang kegiatan Pramuka banyak berkembang ke arah yang lebih modern dan membekali anggotanya dengan keterampilan yang siap pakai pada zamannya. Gerakan Pramuka Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung misalnya.Â
Selain menyediakan unit-unit pengembangan yang mampu melejitkan potensi dan bakat anggotanya, gugus depan Kota Bandung 230001/23002 ini baru saja menyelenggarakan sebuah pelatihan yang dikhususkan untuk mematangkan keterampilan anggotanya dalam Pengelolaan Ambalan dan Racana.Â
Dimana dalam kegiatan ini dipelajari berbagai teknik pengelolaan administrasi perkantoran berbasis IT, persuratan, birokrasi, sampai kepada pengelolaan dan penyelenggaraan sebuah kegiatan.Â
Keterampilan melobi klien, kegiatan penyambutan tamu agung, sampai dengan pemecahan dan penyelesaian konflik dalam sebuah tim kerja dipelajari pula secara mendalam pada kegiatan rutin tahunan ini.Â