Mohon tunggu...
Diantika IE
Diantika IE Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penulis, Blogger, Guru, Alumnus Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Menulis di Blog Pribadi https://ruangpena.id/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rindu Perayaan HUT RI Masa Kecil di Desa

20 Agustus 2019   07:33 Diperbarui: 20 Agustus 2019   07:39 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu, saat mengumpulkan warga cukup dengan pengumuman pengeras suara di masjid desa, perlombaan kemerdekaan betul-betul menyisipkan sikap nasionalis. Melatih kekompakan dan sportivitas. Perlombaan yang disajikan panitia HUT RI berupa berbagai perlombaan olahraga, lomba baris-berbaris, lomba masak per regu, lomba adzan dan hafalan al Quran, lomba kampung terbersih, lomba gapura terunik, lomba lomba paduan suara, hingga lomba menampilkan drama kemerdekaan pun digelar pada malam puncak 17an. Warga berbondong-bondong ke balai pertemuan di hari kemerdekaan. 

Pagi hari, pada tanggal 17 Agustus, warga mendatangi tanah lapang, melakukan upacara. Berbaris rapi, komandan pasukan pun dipersiapkan seminggu sebelum upacara, latihan serius untuk menyiapkan pasukan. Berlatih suara  lantang, agar mantap saat memberi komando. Membuat barisan dusun-nya menjadi pasukan paling rapi saat upacara. Pandel nama dusun pun dibuat sedemikian rupa. Pasukan paling rapi, mendapat hadiah dari Kepala Desa yang bertindak sebagai inspektur upacara.

Saat upacara, pedagang bersedia berdiri di dekat lapaknya. Mengikuti prosesi upacara sampai selesai. Detik-detik proklamasi pun ditunggu tepat pukul 10. Beberapa kali gladi upacara dilakukan demi agar bisa pas pukul 10 detik-detik proklamasi. Ketika itu, sirine dibunyikan, dentum petasan menggelegar, lagu nasional "Hari Merdeka" pun dinyanyikan. Disusul lagu-lagu nasional bernada semangat lainnya dengan penuh sukacita. Saat itu, seluruh yang hadir di lapangan merasakan bahagia, inilah negeriku, negeri yang merdeka. 

liputan6.com
liputan6.com
Setelah selesai upacara, acara dilanjutkan dengan acara perlombaan hiburan. Karena acara lomba olahraga sudah usai sehari yang lalu. Lomba panjat pinang, lomba masak, lomba balap karung, egrang, sampai dengan balapan menggendong teman di sawah berlumpur. Sungguh menyenangkan. Kekompakan benar-benar dilatih. Solidarisme benar-benar dipupuk. Warga bersatu padu hari itu.

Hanya beristirahat saat sholat dan jam makan, sore hari saya dan kawan-kawan sudah harus bersiap menuju aula. Sebuah gor serba guna di sebelah kantor kepala desa. Berbekal kostum untuk tampil drama di hadapan warga sedesa. 

Kami tampil, ditonton, sekaligus melihat utusan dusun lain tampil dan kami menonton pertunjukkan mereka dengan perasaan bangga. Desaku hebat, desaku keren!

Beberapa tampilan drama di atas panggung, menghasilkan banyak efek tawa ketika tampilan drama dibuat menjadi kabaret yang lucu. Ada yang mengundang air mata, ketika menampilkan sebuah perjuangan dari seorang pahlawan yang harus gugur di medan perang. Ada pula yang menjadi haru biru, ketika drama yang ditampilkan berkisah seorang pemuda yang susah payah mengajak kawan-kawan meneruskan perjuangan mengisi kemerdekaan.

Alangkah hebatnya suasana seperti itu. Kemudian hilang bersamaan kepindahan ke perantauan. Sekolah, kuliah, menikah, lalu menetap di tempat yang dijuluki kota.

Kabar-kabar tentang kegiatan di desa masih didapat ketika adik-adik mengirim foto lewat pesan WA di grup keluarga. Perasaan rindu tak tertahankan.

Ingin rasanya kembali ke sana. Ikut dalam pasukan warga yang masih menjunjung nasionalisme. Warga yang rela meninggalkan sawah dan ladang demi latihan menyanyikan lagu gugur bunga untuk lomba. 

Rindu suasana latihan baris berbaris yang ketika latihan selalu salah balik kanan, dan ketika lomba mendadak kompak semua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun