Mohon tunggu...
Dianta Arsya
Dianta Arsya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Jurnalistik

Suka menulis banyak hal yang baru dan menarik, namun masih pemula yang akan banyak belajar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tazkiyat Al-Nafs: Menyucikan Jiwa Menuju Keseimbangan Spiritual

28 Desember 2023   22:38 Diperbarui: 29 Desember 2023   00:00 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kalimat tazkiyat al-nafs terdiri dari dua kata yaitu, tazkiyat dan al-nafs. Secara etimologi kata Tazkiyat berasal dari zaka atau zakat yang memiliki arti numuwwu yaitu tumbuh kembangkan jiwa umat muslim sehingga menghasilkan sebuah kebaikan. Kata zaka, zakat dan tazkiyat, selain berarti tumbuh kembang, juga berarti taharah yang berarti bersih atau membersihkan. Oleh sebab itu tazkiyat al-nafs berarti membersihkan dan mengembangkan jiwa.

Sementara itu kata nafs dilihat dari segi etimologi memiliki berbagai arti yaitu, 1) kata nafs merupakan kosakata Al-Quran yang sudah diserap dalam bahasa Melayu-Nusantara yang berarti dorongan, keinginan atau hasrat; 2) kata nafs menjadi kata kerja naffasa yang berarti bernafas atau hidup; 3) kata nafs jika dijadikan kata kerja menjadi nafasa bisa berarti berlomba; 4) kata nafs bisa menjadi kata sifat nafisah yang berarti bernilai atau penting; 5) kata nafs berarti diri, orang, person atau pribadi; 6) kata nafs atau anfus (dalam bentuk jamak) berarti ruh; dan 7) kata nafs berarti senang hati.

Jika tujuh arti nafs dapat dirangkai sebagai sebuah kalimat yang lengkap, kalimat tersebut dapat berarti nafs adalah kehidupan yang dapat ditandai dengan bernafas, melahirkan sebuah dorongan, keinginan serta hasrat untuk melakukan sesuatu yang dianggap penting oleh masing-masing individu kemudian merasa senang jika berhasil mendapatkannya. Sementara itu, dalam psikologi, jiwa adalah benih kehidupan yang menyebabkan seseorang hidup, mencakup kehidupan mental dan kepribadian yang meliputi perasaan, pikiran, keinginan, kognisi, keputusan, dan perilaku dalam hubungan dengan dirinya dan dunia di luar dirinya.

Manusia menurut Al-Quran merupakan makhluk yang terdiri dari tiga unsur pokok meliputi, fisik, roh, dan nafs yang melahirkan konsep jasmani, rohani dan nafsiah. Jasmani berkenaan dengan dengan biologi manusia, sedangkan roh berasal dari Allah SWT yang ditiupkan ke dalam janin saat berumur 16 minggu. Kemudian roh yang sudah menyatu di dalam fisik dinamakan nafs. Jadi dapat disimpulkan, nafs merupakan fenomena keberadaan roh yang melekat pada jasad. Oleh sebab itu Al-Quran memandang bahwa nanti yang akan mempertanggungjawabkan perbuatan kita kepada Allah SWT bukanlah sebuah roh, melainkan nafs. Nantinya nafs yang akan menerima balasan atas perbuatan baik dan buruknya manusia sebagaimana telah disinggung dalam Al-Quran, 

"...setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya" Q.S. At-Tur [52]: 21 yang artinya berbunyi, 

Manusia memiliki tiga unsur yaitu, jasmani, rohani dan nafsiah. Dilihat dari aspek jasmani, manusia memiliki susunan anatomi yang indah dan sempurna yang dilengkapi oleh berbagai sistem seperti, saraf, pernafasan, jantung dan pembuluh darah.

Ketiganya (jasmani, rohani, dan nafsiah) mempunyai sifat dasar dan kecenderungan tertentu. Kecenderungan jasmani tersimpul pada perut dan di bawah perut dengan 3 kebutuhan, yaitu makanan, minuman, dan seksual. Kecenderungan rohani tercermin pada kerinduan manusia terhadap Allah SWT dan pemihakan manusia kepada keadilan, kejujuran, persahabatan, serta nilai-nilai kemanusiaan yang universal dan primordial. 

Dikatakan universal karena fenomena ini berlaku bagi seluruh manusia tanpa terikat pada aspek kultural, bahasa, budaya, dan agama, sedangkan disebut primordial karena kecenderungan biologis dan spiritual tersebut merupakan akar, asal, dan sifat asli manusia yang autentik dan jati dirinya yang asli sejak Allah SWT meniupkan roh ke dalam embrio.

Sedangkan nafsiah merupakan kekuatan yang memadukan dua kecenderungan sekaligus, yaitu kecenderungan biologis dan rohani yang berhadapan dan tarik-menarik, sehingga melahirkan tiga model jiwa manusia seperti, jiwa al-amarah, al-mutmainnah, serta jiwa al-lawwamah. Sementara itu tazkiyat al-nafs merupakan salah satu dari tiga serangkai pengamalan tasawuf, yaitu penyucian jiwa, pendekatan diri kepada Allah, dan perjuangan untuk merasakan kehadiran Allah SWT dalam kehidupan. Ketiga inti pengamalan tasawuf disebut sebagai, tazkiyat al-nafs, taqarub ila Allah , dan hudur al-qalb maa Allah. Tazkiyat al-nafs merupakan upaya membersihkan jiwa dari berbagai penyakit hati dan sifat-sifat tercela dengan langkah-langkah yang sistematis dan terencana.

Dosen pengampu: Prof Dr. Asep Usman Ismail

Oleh: Arsyarifa Dianta Putri// 11220511000104

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun