Substansi kebutuhan dan keinginan sejatinya adalah menyamankan akal dan menentramkan hati. Bulan dan mawar memberi kenyaman bagi indera.
Mengenal lebih dekat Tazkiyat Al-Nafs dengan pengertian yang mendalam.
Dalam Islam, tazkiyat al-nafs memiliki beberapa dimensi yang memberikan petunjuk bagi umat Muslim dalam meningkatkan kualitas hidup mereka.
Tazkiyatun Nafs merupakan upaya menyucikan dan menguatkan jiwa dari segala pengaruh negatif yang dapat menghambat pertumbuhan spiritual.
Pengertian Tazkiyat Al-Nafs beserta Metode Tazkiyat Al-Nafs, Tahapan, dan Perannya
Tazkiyatun nafs: bentuk penyucian jiwa atau nafsu dari sifat-sifat yang tercela
Dalam era Zaman 4.0 yang ditandai oleh revolusi teknologi dan transformasi digital, konsep spiritualitas tetap relevan dan berharga.
Tazkiyatun nafs merupakan solusi atas krisis lingkungan yang terjadi
Tingkat spiritualitas dalam diri seseorang sangat berpengaruh pada kesehatan mentalnya
Penjelasan tazkiyatun-nafs dan bagai mana cara kita mengamalkan nya serta penjelasan seputar tazkiyatun-nafs
Tazkiyatunnafs terdiri dari dua kata yaitu tazkiyah dan nafs. Tazkiyah berasal dari kata zakka yang berarti penyucian jiwa, latihan dan pertumbuhan
Dengan demikian dapat diketahui dengan pasti bahwa Ruh bukanlah Tuhan, juga bukan bagian dari sifat-Nya. Namun Roh adalah salah satu ciptaan Tuhan.
Fungsi akal adalah sebagai mesin pengolah berbagai ilmu pengetahuan
Perbedaan antara nyawa dengan ruh, serta akan ke mana keduanya setelah orang wafat
Acapkali, diperlukan perintah yang jelas dan tegas kepada nafs agar lebih mudah baginya untuk mematuhinya.
Melawan ego/nafs. Nasf tempat musuh nyata manusia berdiam diri
Jika sudah berada dalam pikiran maka upayanya adalah bagaimana menghadirkannya di dalam pikiran?
Periode HellenistikSetelah periode SPA (Socrates, Plato dan Aristoteles), mutu filsafat -menurut Mayer- semakin merosot dengan menunjukkan kemunduran&
Jiwa atau Nafs Ammarah Bissu' ini akan mendorong (memprovokasi) seseorang agar melakukan suatu kejahatan.
Menurut ulama besar islam Al Imam Abu Hamid Al-Ghazali (1058-1111 M), bahwa manusia mempunyai identitas esensial yang tetap, tidak berubah-ubah y
