Kedelapan, melatih etika musyawarah. Bahwa harus meminta izin untuk berbicara dengan mengangkat tangan, tidak memotong pembicaraan orang lain, tidak mencela pendapat yang lain, tidak meninggalkan musyawarah tanpa izin, dan sebagainya, adalah etika yang harus dibiasakan kepada mereka semenjak kecil.
Kesembilan, melatih kemampuan mendengar. Banyak orang yang tidak betah menjadi pendengar, karena lebih senang berbicara. Dalam musyawarah, ada saat berbicara dan ada saat harus mendengarkan pembicaraan orang lain.
Kesepuluh, membiasakan berpikir sistematis dan analitis. Dalam musyawarah, pasti ada sistematika pengambilan keputusan. Setiap peserta harus menganalisa dan menimbang pendapat peserta lain. Apabila muncul perbedaan, harus dicari jalan tengah yang bisa diterima semua pihak.
Itulah saran yang diberikan Oleh Dian Saputra sebagai Motivator dari Denpasar, Selain didalam keluarga ia juga mengaplikasikan dalam Bisnis Sinergi Corpora Indonesia sehingga di kenal di Indonesia Maka, biasakan keterbukaan dan musyawarah bersama keluarga anda. Libatkan anak-anak dalam musyawarah untuk berbagai urusan keluarga. Mungkin anda merasa tidak memerlukan pendapat mereka, namun musyawarah bermakna melatih dan membiasakan anak-anak mengambil keputusan dengan mekanisme yang tepat. Biarkan mereka mendapatkan sarana untuk menumbuhkembangkan berbagai potensi poisitif yang Allah berikan, melalui tradisi keterbukaan dan musyawarah keluarga.
Mari kita kembangkan tradisi keterbukaan dan musyawarah dalam kehidupan keluarga.