Mohon tunggu...
Diannisa Latifah
Diannisa Latifah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang Mahasiswa studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Selanjutnya

Tutup

Book

Ketidakadilan dan penghianatan dalam novel 'Kresek Hitam' karya Honey Dee'

23 September 2025   05:30 Diperbarui: 22 September 2025   21:33 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokpri

Secara garis besar, novel ini mengisahkan kehidupan Meira gadis berusia 19 tahun. Setelah terpergok memakai obat-obatan terlarang, dia dikirim ke Rumah Rehabilitasi untuk menjalani rehab selama 3 bulan. Setelah kembali ke rumah, Maera tidak merasa disambut siapa pun, termasuk orang tuanya. Meskipun ia dinyatakan bersih setelah menjalani rehabilitasi selama 3 bulan, namun keluarganya menganggap dia bermasalah. Tak ada keluarga inti yang menyambutnya saat pulang ke rumah. Ortunya sibuk kampanye pemilihan walikota di kota Samarinda, dan 2 kakak perempuannya juga sama. Di kala semua orang tidak mendengarkan kebenaran versinya, Maera mendapati orang yang sangat perhatian dan peduli padanya ternyata iblis yang menjelma menjadi manusia.

Konflik utama dalam cerita bermula ketika Maera dikhianati oleh orang terdekatnya. Ia harus menanggung beban tidak hanya secara emosional, tetapi juga sosial. Lingkungan sekitar kerap memandangnya dengan sinis, bahkan menghukumnya tanpa mengetahui kebenarannya. Dari sinilah pembaca diajak merasakan pedihnya ketidakadilan yang dialami Maera, yang seolah mencerminkan kenyataan bahwa korban sering kali justru disalahkan.

Honey Dee berhasil membangun ketegangan dan keharuan dalam novel ini melalui gaya penulisan yang sederhana namun kuat. Tokoh Maera digambarkan dengan kompleksitas emosi yang nyata, membuat setiap pembaca novel ini merasa tersentuh kisahnya. Simbol kresek hitam menjadi benang merah cerita yang menyimpan banyak rahasia dan akhirnya mengungkapkan kebenaran yang selama ini tersembunyi. Dengan alur yang mengalir, penulis menyajikan kisah penuh misteri, pengkhianatan, sekaligus perjuangan. Maera sebagai tokoh utama menjadi simbol ketabahan seorang perempuan dalam menghadapi cobaan hidup. Novel ini layak dibaca oleh siapa saja yang ingin merenungkan makna kejujuran, keberanian menghadapi kenyataan, serta pentingnya tidak mudah menghakimi orang lain. Di bagian akhir penulis tidak lupa memberikan pengingat bahwa pertolongan tuhan itu selalu ada. Tuhan itu maha kuasa selalu memberikan segala bentuk kemudahan, meskipun itu terasa mustahil sebelumnya.

Setiap ujian akan mencapai akhirnya, setiap badai akan berhenti pada waktu yang tepat.
Allah tidak akan pernah meninggalkan kita sendirian. (Novel Kresek Hitam, halaman 173)

"Adik-adikku yang baik, agama itu untuk kita peluk, bukan kita pakai sebagai sesuatu yang kita banggakan." - Kak Sukma (Novel Kresek Hitam, halaman 64)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun