Penyebab Tawuran di Jakarta
Maraknya aksi tawuran antara warga yang melanda beberapa wilayah di DKi Jakarta. Biasanya hal ini disebabkan oleh persoalan yang sangat sepele dan ringan saja seperti saling ejek antar sesama kampung, adanya kesalahpahaman, karena petasan ataupun karena bermain sepak bola. Namun penyebab persoalan itu bukanlah suatu hal yang utama, ada hal lain yang sangat esensial dari penyebab utama terjadinya tawuran antar warga di DKI Jakarta. Bahkan kalau bisa dikatakan bahwa hal ini merupakan persoalan utama yang sangat fundamental yang melanda warga DKI Jakarta khususnya, dan Negara Indonesia Umumnya. Apalagi kalau bukan persoalan ekonomi,sosial, serta kemiskinan yang melanda warga yang terlibat tawuran.
Menurut Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Baharuddin Djafar, yang penulis kutip dari situs Okezone.com “ lemahnya kondisi ekonomi warga diduga menjadi pemicu tawuran selama ini”. Sehingga dengan adanya masalah kemiskinan, warga sangat sensitif, sehingga sangat mudah terpancing. Sebagai contoh, daerah-daerah di DKI Jakarta yang warganya terlibat tawuran merupakan daerah yang tingkat kepadatan penduduknya tinggi dan ekonomi lemah. Sehingga untuk mengatasinya perlu adanya pembenahan dan penyelesaian yang tepat untuk bisa mengatasi kemiskinan dan masalah sosial lain yang merupakan biang utama dari penyebab utama tawuran.
Namun Masalah kemiskinan bukan hal yang utama dari masalah kemiskinan saat ini,masalah kepadatan penduduk di DKI Jakarta juga ikut menjadi penyebabnya, Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, Agus Suherman, yang penulis kutip dari situs oke zone,”jumlah penduduk miskin di Jakarta saat ini tercatat sebanyak 295 ribu jiwa atau sekitar 11,45 persen dari total penduduk Jakarta. Jumlah tersebut menyebar di lima wilayah DKI Jakarta dan satu kabupaten di Jakarta."Dari lima wilayah kota dan satu kabupaten di Jakarta, Jakarta Utara yang paling banyak penduduk miskinnya, karena dilihat juga dari kepadatan penduduk,"
Sehingga untuk mengatasi masalah keduanya pemerintah DKI Jakarta dan pihak yang terkait perlu mengusahakan lapangan kerja yang luas untuk bisa menekan atau paling tidak meminimalisir pengangguran , karena memanag pengangguran itu sangat dekat dan terkait dengan kemiskinan.Hal ini bisa dilakukan dengan mendata warga-warga yang memang belum memiliki pekerjaan yang tetap ataupun diberi modal usaha, ataupun diberikan pelatihan keterampilan tertentu yang bisa mendatangkan keahlian, sehingga mereka melalui keahliannya bisa bekerja.
Untuk hal-hal yang berkaitan dengan masalah kepadatan penduduk , pemerintah daerah terkait perlu menata ulang kembali daerah-daerah di Jakarta yang memang padat dan tidak layak untuk di jadikan tempat tinggal, dengan menyediakan lahan tempat tinggal yang layak ataupun relokasi ke rumah susun ataupun mengadakan program transmigrasi. Ataupun solusi lain bisa juga dengan menertibkan tempat tinggal mereka yang tidak memiliki izin mendirikan bangunan dan menyalahi aturan tata ruang kota.