Mohon tunggu...
Dian Kelana
Dian Kelana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengelana kehilangan arah

www.diankelana.web.id | www.diankelanaphotography.com | www.diankelana.id

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Mengelola Kemarahan hingga Berujung Positif

16 Mei 2019   08:13 Diperbarui: 16 Mei 2019   08:49 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iya, pak. Krannya lagi kosong, makanya kita hanya servis saja..."

"Lho, tadi saat saya tanya, katanya krannya ada. Kok sekarang bilang nggak ada, bagaimana, sih?

Karena kesal sudah dibohongi, saya lalu mematikan handphone.

"Mas, batalkan saja servisnya kalau memang tidak ada kran penggantinya...!" kata saya kepada si tehnisi yang dengan perasaan tidak nyaman menunggu saya selesai berbicara dengan bossnya. Sang tehnisi yang berada dalam posisi sulit itu, akhirnya memasang kembali dispenser yang sudah dibongkarnya.

Karena penasaran dan kesal, setelah tehnisi pergi, saya lalu googling lagi. Mencari pusat service resmi dispenser yang rusak. Ketemu, ada di beberapa tempat. Diantaranya Bekasi, Depok, Jakarta Selatan dan Jakarta Utara. 

Besoknya, menjelang siang, saya berangkat menuju pusat servis Sanken di Pluit, Jakarta Utara. Setelah ketemu, lalu membeli kran air panas yang rusak. Setelah itu kembali ke studio. Sampai di studio terlebih dulu saya membeli obeng, tang dan cabel tie buat pengikat selang yang terhubung ke kran agar tidak mudah lepas dan bocor. Setelah berkutat kerja sekitar 2 jam, dispenser pun selesai diperbaiki, dan kami bisa bikin kopi lagi, karena air panas sudah mengalir dengan lancar.


Kisah di atas itu terjadi tahun lalu. 

Awal bulan kemarin, dispenser bermasalah lagi. Kebetulan, kasusnya sama dengan tahun lalu, kran air panas macet lagi! Sebenarnya kerusakannya hanya pada kran air panas saja. Tapi untuk memperbaiki satu kran tersebut,2 selang karet yang menghubungkan tanki air dengan kran yang lain juga harus dibuka. Nah, persoalannya, slang yang terhubung ke kran air dingin, ujungnya sudah robek sejak pertama kali diservis tahun lalu itu. Saat dibuka kemarin, robeknya semakin melebar, sehingga harus diganti. 

Walau sudah pernah pergi ke pusat servis Sanken ini tahun lalu, turun dari bus Transjakarta di halte Penjaringan, saya lalu menuju jalan Pluit Raya. Karena seingat saya pusat servisnya tidak begitu jauh, saya sengaja berjalan kaki dibawah terik matahari menjelang jam 12 siang. Sebenarnya saya berangkat cukup pagi. Tapi karena harus kontrol ke Puskesmas Tomang, sekaligus mengambil obat darah tinggi. Jam 11 baru saya selesai dan keluar dari Puskesmas. 

Merasa tanggung untuk naik ojol, karena merasa lokasi yang saya tuju cukup dekat, tak terasa saya sudah berjalan lebih dari satu kilometer, tapi dinikmati saja, hingga akhirnya saya sampai di tempat yang dituju, sayangnya saat saya tiba, para karyawan pas lagi sitirahat siang hingga pukul 13.00. 

Selesai bertransaksi beli 3 selang dan satu pipa penyambung, dengat total 55 ribu, saya kembali pulang ke studio. Sampai di studio hampir pukul 14.00, lalu shalat zuhur. Selesai shalat langsung ngerjain dispenser. Melepaskan kran air panas dari tutup depan dispenser, setelah lepas, krannya saya bongkar. Begitu semua jeroan kran itu terbongkar dari sarangnya, terlihatlah tumpukan semut mati, sehingga menutup lubang kran. Semua komponen yang berada di dalam kran itu saya cuci, hingga semua bangkai semut itu tak ada lagi yang menempel disana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun