Mohon tunggu...
Dianisa Rizkika
Dianisa Rizkika Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sedang belajar menulis

Anak teknik yang gemar minum kopi dan bercita - cita menjadi pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Tarik Minat Milenial Geluti Green Jobs, Kelola Food Waste Kini Bisa Raup Cuan Sekaligus Selamatkan Lingkungan

3 Februari 2021   09:50 Diperbarui: 22 April 2021   14:39 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Food Waste yang Menumpuk Setiap Harinya (https://theconversation.com)

Indonesia didaulat menjadi salah satu negara yang terbesar dalam menyumbang sampah makanan (food waste) layak konsumsi dibandingkan negara lain. Padahal Indonesia sendiri memiliki angka kemiskinan yang tergolong tinggi. Bahkan di masyarakat pun para orang tua sudah mengajarkan anaknya untuk tidak menyisakan makanan. Lalu, bagaimana mungkin hal ini terjadi?.

Gambar 2. Ranking Negara Penghasil Food Waste Terbesar Di Dunia (https://sustaination.id/)
Gambar 2. Ranking Negara Penghasil Food Waste Terbesar Di Dunia (https://sustaination.id/)

Berdasarkan informasi di Gambar 2 diketahui bahwa food waste Indonesia mencapai 300 kg/orang/tahun. Food waste ini berasal dari pangan yang terbuang sebelum mencapai konsumen, dan pangan yang terbuang setelah dibeli dan dimakan oleh konsumen [3].

Sampah makanan atau food waste orang Indonesia jika dikumpulkan dalam satu tahun jumlahnya mencapai 1,3 juta ton. Jumlah sampah makanan pun meningkat selama bulan puasa dan lebaran, yaitu lebih dari 10% [4] .

Dan jika ditelaah, jumlah food waste tersebut ternyata mampu menghidupi 11% penduduk atau 28 juta penduduk miskin yang kurang mendapat asupan gizi. Tentu bisa menjadi salah satu solusi masalah stunting dan wasting di Indonesia yang besarannya mencapai 30% dari jumlah penduduk[4]. 

Jika dikalkulasi pun masing-masing sampah makanan per orang setara dengan uang senilai Rp7 juta, dengan asumsi bahwa berat 400 gram/porsi dengan harga Rp10.000. Maka secara keseluruhan uang yang dibuang senilai lebih dari Rp2 triliun per tahun [5] . Miris sekali bukan?

Tahukah Kamu Bahaya Limbah Food Waste Bagi Lingkungan?

Food waste yang menumpuk akan menimbulkan dampak negatif baik bagi masyarakat maupun bagi lingkungan. Ketika makanan dibuang dan menumpuk di tempat pembuangan sampah, lama kelamaan mulai membusuk, mengakibatkan gas metana akan dilepaskan ke lingkungan. 

Gas metana adalah salah satu gas rumah kaca, yang dapat menyebabkan global warming. Jumlah emisi karbon yang dihasilkan dari food waste ini diperkirakan mencapai 3.3 milyar ton CO2 setiap tahun.

Gambar 3. Data Perbandingan Negara Penghasil Emisi Carbon Menurut FAO (http://bkp.pertanian.go.id/)
Gambar 3. Data Perbandingan Negara Penghasil Emisi Carbon Menurut FAO (http://bkp.pertanian.go.id/)

Jika kita mengibaratkan food waste ini sebagai sebuah negara (Gambar 3), negara food waste ini merupakan negara ketiga penyumbang emisi karbon terbanyak penyebab efek rumah kaca dan perubahan iklim di bumi [2] . Selain menyebabkan global warming, dengan membuang makanan, kita juga otomatis membuang-buang air yang diinvestasikan dalam pembuatan makanan tersebut [6] .

Tidak banyak orang sadar, dengan membuang makanan maka kita secara tidak langsung ikut membuang minyak bumi yang digunakan sebagai bahan bakar dalam proses membuat makanan. 

Tanah pun juga akan sia-sisa lantaran dengan membuang makanan. Hal ini dikarenakan kita menyia-nyiakan tanah yang digunakan sebagai produksi, tetapi juga mengurangi lahan karena memerlukan tempat pembuangan sampah [6].

Dan dampak yang tidak kalah besar adalah membahayakan biodiversitas karena food waste dapat merusak ekosistem yang ada. Sebagai contoh, food loss akibat kurangnya infrastruktur untuk mengawetkan ikan membuat banyak ikan terbuang sia-sia, sehingga ikan akan terus diburu untuk memenuhi kebutuhan.

Hal tersebut jelas akan mengganggu ekosistem laut secara umum [6] . Kesadaran masyarakat yang masih minim, dan kurangnya kepedulian terhadap food waste ini disebabkan beberapa alasan seperti pengelolaan food waste terkesan kotor dan proses yang panjang serta tidak praktis. Namun, ternyata sudah banyak pengembangan komunitas dan perusahaan startup milenial yang aktif dalam mengelola food waste di Indonesia yang bergerak untuk  menciptakan lingkungan yang bebas sampah makanan.

Peran dan Keterlibatan Milenial dalam Pengelolaan Food Waste

Melihat peluang lapangan kerja yang cocok untuk digeluti oleh para milenial di ranah pekerjaan yang ramah lingkungan atau green jobs di Indonesia bisa menjadi momentum meningkatnya kesadaran milenial untuk mengambil andil dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. 

Dengan demikian komitmen milenial untuk terjun langsung menciptakan Indonesia yang lebih bersih dapat direalisasikan. Lalu, komunitas dan Start Up apa sajakah yang sudah bergerak? Dan program apa saja yang telah mereka jalankan? Mari kita simak penjelasan di bawah ini.

Salah satunya ialah komunitas Food Cycle yang bekerjasama dengan Bridestory sejak 2017 menciptakan program bernama Blessing to Share. Program ini bertujuan untuk memfasilitasi penyaluran kelebihan makanan 'yang belum tersentuh' dari pesta pernikahan dan perayaan lainnya lalu menyalurkannya ke penampungan anak jalanan, panti asuhan dan pengungsian. Komunitas yang rata-rata penggeraknya adalah milenial sejak November 2017 ini sudah mendistribusikan 1,6 ton makanan sisa dari 50 pesta pernikahan di Jakarta [7] .

Di tahun 2019, Food Cycle kembali membuat terobosan baru dengan berkolaborasi bersama Startup RuangGuru dalam menjalankan program Lunch Sharing. Program baru ini berusaha memaksimalkan makanan siang berlebih di kantor-kantor atau instansi, yang masih belum tersentuh dan disisihkan dari awal, untuk didistribusikan kembali kepada yayasan yang membutuhkan [8]. 

Dan pada tahun 2020 ini, dilansir pada website Kitabisa.com, Food Cycle bekerja sama dengan Start Up Kitabisa.com untuk menggalang dana yang akan digunakan untuk membangun berbagai fasilitas (gudang penyimpanan makanan, truk kulkas, tim operasional) guna menunjang pendistribusian makanan bagi mereka yang membutuhkannya.

Selain Food Cycle, adapula komunitas bank Food Bank Indonesia membagikan programnya di Instagram yang mengusung gerakan mengurangi food waste sambil melakukan aksi sosial. Salah satunya adalah menggalang dana untuk membantu para lansia yang kurang mampu melawan Covid-19. 

Dan yang terbaru adalah kolaborasi Food Bank Indonesia bersama Bank DBS untuk bekerjasama untuk mendonasikan makanan kepada mereka yang membutuhkan seperti mereka yang terdampak Covid19, yang kehilangan pekerjaan, dan mereka yang butuh asupan vitamin dan makanan.

Perkembangan Aplikasi Food Recycle Semakin Diminati 

Beberapa gerakan food recycle kini merambah ke dunia teknologi yang tentunya keuntungan yang diperoleh pun bertambah. Aplikasi smartphone Gifood yang dipelopori oleh para milenial adalah salah satu pionir food recycle dan menjadi platform penghubung orang-orang yang memiliki makanan berlebih dengan mereka yang membutuhkannya. 

Sehingga dalam hitungan menit, makanan sisa yang masih layak konsumsi akan secara otomatis tersalurkan kepada penerima yang telah terdaftar [9]. Mitra sosial Gifood adalah lembaga sosial yang bersedia untuk menerima makanan berlebih yang dibagikan melalui Gifood. Sedangkan mitra usaha merupakan giver yang memiliki usaha membuat makanan (seperti catering, bakery, resto, hotel, dan sebagainya) dan menginginkan untuk membagikan makanan berlebihnya yang masih layak melalui Gifood [9].

Aplikasi smartphone lainnya yaitu Surplus yang diluncurkan Maret 2020 juga menyediakan layanan untuk membeli makanan yang belum terjual dari toko makanan sebelum waktu tutup dengan diskon minimal 50%. Kelebihan aplikasi Surplus yaitu dapat mempermudah pemilik tempat usaha kuliner seperti restoran, cafe, toko roti, dan sebagainya untuk menjual makanannya yang belum habis terjual di penghujung hari sehingga tidak menjadi terbuang sia-sia [10].

Menerapkan Zero Food Waste sebagai Gaya Hidup 

Food waste menimbulkan banyak sekali dampak negatif bagi lingkungan, namun dapat menciptakan peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Sudah banyak yang menyadari peluang Green jobs di bidang Food Waste terutama para milenial. Sehingga penanganan terhadap  masalah food waste yang dikhawatirkan menyebabkan kualitas lingkungan semakin menurun,dapat ditangani dengan cukup baik. Khususnya para milenial pelaku green jobs yang berpartisipasi dalam aktivitas pengelolaan food waste dengan menerapkan gaya hidup minim sampah makanan, akan dapat lebih menghargai dan memanfaatkan bahan makanan dengan baik. Selain itu, dengan terjun ke green jobs, para milenial yang berada dalam usia produktif akan memiliki keunggulan kompetitif yang dapat mendorong upaya pelestarian lingkungan ke arah yang lebih baik. 

Bahkan  para milenial sudah sepatutnya menjadikan pekerjaan ini sebagai  sebuah tanggungjawab dan patut berbangga karena turut berkontribusi pada dampak sosial yang besar dengan mengurangi angka kelaparan di dunia sekaligus untuk melindungi alam dari bahaya food waste yang mengancam lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

[1]The Conversatiom.2021. Three solutions for Indonesia to reduce food waste. [Online] . Diakses pada tanggal  2 Februari 2021

[2]Sasetyaningtyas,D. 2018. Food Waste Is Stupid, Habiskan Makananmu Mulai Hari Ini. [Online] . Diakses pada tanggal  2 Februari 2021.

 [3]BKP KEMENTAN. 2020. Kementan Ajak Masyarakat Berpartisipasi Aktif Selamatkan Pangan. [Online] . Diakses pada tanggal 2 Februari 2021.

 [4]Media Indonesia. 2020. Wow, 1 Orang Indonesia Hasilkan Sampah Makanan 300 Kg Per Tahun.[Online] . Diakses pada tanggal 2 Februari 2021.

[5]Lestari,R. 2019. Orang Indonesia Buang Rp2 Triliun Per Tahun dalam Bentuk Sampah Makanan [Online] . Diakses pada tanggal 2 Februari 2021.

[6]Weni. 2019. Sampah Makanan dan Dampaknya bagi Lingkungan. [Online] Diakses pada tanggal 2 Februari 2021.

[7]Ablessingtoshare. 2017. Tentang Food Cycle [Online]. Diakses pada tanggal 2 Februari 2021.

[8]FoodCycle.2019.Lunch Sharing Program bersama RuangGuru. [Online] . Diakses pada tanggal 2 Februari 2021.

[9]Gifood. FAQ. [Online] https://gifood.id/faq/. Diakses pada tanggal 13 Juli 2020. [9]Surplus Indonesia. 2020. Aplikasi Surplus : Solusi Masalah Food Waste di Indonesia. [online]. Diakses pada tanggal 1 Februari 2021.

[10]Surplus Indonesia. 2020. Aplikasi Surplus : Solusi Masalah Food Waste di Indonesia. [online] . Diakses pada tanggal  1 Februari 2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun