Mohon tunggu...
Healthy

Teofilin, Si Bronkodilator yang Disalahgunakan

17 April 2016   09:52 Diperbarui: 17 April 2016   10:08 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Apa yang harus dilakukan?

Membaca berita ini menunjukkan bahwa penegakan hukum di Indonesia masih lemah terutama dalam pemberantasan NAPZA. Masalah obat terlarang  patut menjadi sorotan utama para penegak hukum. Selain pengawasan yang dilakukan penegak hukum, farmasis juga seharusnya menjadi garda terdepan  dalam penanganan obat keras dan NAPZA. Setiap obat keras yang akan dikeluarkan harus memiliki resep dokter dan verifikasi ulang oleh farmasis. Dengan baiknya peran farmasis, berarti terdapat ketegasan akan penegakan regulasi obat keras.

Dalam masalah ini, perbaikan pola pikir dan mental dari masing-masing individu juga menjadi masalah utama. Masing-masing pribadi harus tertanam mental dan pola pikir yang baik untuk menjaga diri baik-baik dari pengaruh luar. Mewujudkan masyarakat yang sungguh–sungguh merdeka, termasuk merdeka dari perbudakan obat, tentunya merupakan mimpi kita bersama. Semoga usaha yang dilakukan dan inisiatif yang tercetus benar-benar semakin mendekatkan kita untuk mewujudkan mimpi itu.

Semoga Bermanfaat

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun