Mohon tunggu...
dian aurelia
dian aurelia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Pendidikan Karakter untuk Kemajuan Bangsa

1 Desember 2018   06:00 Diperbarui: 1 Desember 2018   06:20 942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : 123rf.com

Membentuk siswa yang berkarakter bukanlah hal yang mudah dan cepat. Untuk meraih hal tersebut, perlu dilakukan upaya terus menerus dengan refleksi yang mendalam untuk membuat rentetan keputusan moral yang lebih reflektif. Harapannya, dengan waktu yang ada, suatu pendidikan karakter dapat menjadi sebuah kebiasaan dan membentuk watak seseorang.

Pencanangan pendidikan karakter tentunya dimaksudkan untuk menjadi salah satu jawaban dari berbagai persoalan yang pernah didengar, dilihat, dirasakan, dimana persoalan tersebut muncul karena gagalnya pendidikan dalam menanamkan nilai-nilai moral terhadap anak didiknya. P

endidikan tidak hanya melahirkan insan-insan yang cerdas namun juga harus melahirkan insan-insan yang berkarakter kuat. Seperti yang dikatakan Dr. Martin Luther King, yakni kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya.

Sekarang ini, di Indonesia menggunakan kurikulum 2013 dimana kurikulum ini menempatkan pendidikan karakter menjadi fokus utama dari pendidikan. Pada kurikulum 2013, pendidikan yang diterapkan juga untuk menuntut siswanya memaksimalkan kecakapan dan kemampuan kognitif. 

Dengan pemahaman seperti ini, tanpa kita sadari sebenarnya ada satu kemampuan anak didik yang telah terabaikan, yaitu pengembangan pendidikan karakter yang digunakan sebagai penyeimbang kemampuan kognitif. Beberapa kenyataan yang sering kita jumpai bersama, seorang pengusaha kaya raya justru tidak dermawan, seorang politikus malah tidak peduli pada tetangganya yang kelaparan, atau seorang guru justru tidak prihatin melihat anak-anak jalanan yang tidak mendapatkan kesempatan belajar di sekolah. Itu adalah bukti tidak adanya keseimbangan antara pendidikan kognitif dan pendidikan karakter.

Pendidikan karakter dan kemampuan kognitif adalah dua hal yang saling berhubungan erat. Pendidikan kognitif tanpa pendidikan karakter adalah buta. Alhasil, kita tidak dapat maju kedepan, kalau pun berjalan pasti berjalan dengan sangat lambat. Sebaliknya, bila pendidikan karakter tanpa kemampuan kognitif maka kita juga menjadi orang yg mudah dimanfaatkan, dibodohi sehingga mudah dikendalikan orang lain. 

Pendidikan karakter adalah pendidikan yang menekankan pada pembentukan nilai-nilai karakterpada anak didik. Saya mengutip empat ciri dasar pendidikan karakter yang dirumuskan oleh seorang pencetus pendidikan karakter dari Jerman yang bernama FW Foerster:

Pendidikan karakter menekankan setiap tindakan berpedoman terhadap nilai normatif. Anak didik menghormati norma-norma yang ada dan berpedoman pada norma tersebut.

Adanya koherensi atau membangun rasa percaya diri dan keberanian, dengan begitu anak didik akan menjadi pribadi yang teguh pendirian dan tidak mudah terombang-ambing dan tidak takut resiko setiap kali menghadapi situasi baru.

Adanya otonomi, yaitu anak didik menghayati dan mengamalkan aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadinya. Dengan begitu, anak didik mampu mengambil keputusan mandiri tanpa dipengaruhi oleh desakan dari pihak luar.

Keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan adalah daya tahan anak didik dalam mewujudkan apa yang dipandang baik. Dan kesetiaan merupakan dasar penghormatan atas komitmen yang dipilih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun