Peserta didik sekolah dasar yaitu berada pada tahap operasional konkret, mereka sudah siap untuk diajak berpikir secara konkret. Usia pada anak sekolah dasar yaitu 7-12 tahun.Â
Perkembangan kognitif & Psikomotorik usia 7-12 tahun.Â
*Â Perkembangan kognitif yaitu daya konsentrasi dan kemampuan memori anak meningkat. Sehingga anak mampu menyimpan informasi lebih lama dan menggunakannya kembali dalam proses belajar.Â
*Â Perkembangan psikomotorik yaitu ada 2, yang pertama motorik kasar yaitu anak semakin terampil dalam aktivitas fisik seperti berlari, bermain, melompat. Yang kedua motorik kasar yaitu anak menunjukkan keterampilan yang lebih matang, misalnya menulis dengan rapi, menggambar, menggunting.
Perkembangan psikososial Anak Usia 7-12 tahun.Â
* Â Tahap krisis psikososial anak usia 7-12 tahun.Â
    A. Industri (Kompetensi/Ketekunan). Â
 - Fokus pada keterampilan : Keterampilan Akademik seperti calistung (membaca, menulis, menghitung) dan keterampilan sosial (kerja sama, olahraga, seni).Â
- Kebutuhan akan penghargaan : Mereka merasa bangga atas karya & pencapaian yang dicapai oleh mereka.Â
- Peran sekolah : Lingkungan sekolah (guru, teman sebaya) menjadi sumber utama validasi.Â
   B. Inferiority (Rasa Rendah Diri).
- Kegagalan berulang : Jika mengalami kegagalan secara terus menerus dan dikritik, mereka itu beresiko mengembangkan diri sendiri.Â
- Perasaan tidak mampu : Rasa rendah diri ini ditandai dengan perasaan tidak cakap, tidak produktif dan menarik diri dari tantangan yang dapat menghambat motivasi belajar siswa.Â
karakteristik peserta didik di sekolah dasar yaitu :
 1. Memliki rasa ingin tahu yang tinggi.
Anak-anak sekolah dasar sangat ingin tahu terhadap lingkungan sekitarnya. Mereka sering bertanya, mencoba, dan bereksperimen untuk memahami hal-hal baru.
2. Belajar melalui bermain & pengalaman langsung.
Mereka lebih mudah memahami konsep melalui aktivitas konkret, permainan, dan pengalaman langsung dibandingkan pembelajaran abstrak.
3. Perkembangan emosi yang stabil.
Peserta didik sekolah dasar belum sepenuhnya mampu mengelola emosi. Mereka bisa mudah senang, sedih, atau marah, sehingga memerlukan bimbingan dalam pengembangan sosial-emosionalnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI