Mohon tunggu...
Diana Nabilah
Diana Nabilah Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar

Belajar menulis dengan menghimpun ekspresi melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Lama-Lama Rasa ini Meresahkan Juga

21 Januari 2024   16:20 Diperbarui: 31 Januari 2024   10:13 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: dokumen pribadi

 

Siapa nih yang sedang jatuh hati? Kapan kalian pertama kali jatuh hati? Siapa yang sudah membuatmu jatuh hati? Dia kenal kamu nggak? Jangan-jangan dia temenmu sendiri? Atau justru orang lain? Apa yang membuatmu jatuh hati padanya? Kamu diam-diam lancang ya, mencitainya tanpa sepengetahuannya. Apa dia yang lancang karena membuatmu jatuh cinta padanya? Kira-kira apa sih yang membuatmu jatuh hati? Pribadinya? Sifatnya? Kelebihannya? atau karena sering ketemu sama dia? Menurut kalian bener nggak sih kalo cinta itu tanpa karena? Tanpa alasan apapun, tiba-tiba ya muncul aja rasa itu, iya nggak sih? Mungkin itu yang dinamakan cinta itu buta, hehehehe.

Btw kalian pernah denger kan orang yang paling susah dinasehati salah satunya orang yang lagi jatuh hati? Nah cocok deh ini buat reminder kita kalo lagi jatuh hati. Supaya apa? Supaya tetap waras dan nggak dibutakan oleh cinta, karena saat kalian jatuh cinta kerap kali logika dan perasaan udah nggak seimbang. Pikiran dan hati kita sering bertolak belakang tak lagi sejalan. Apa yang kalian rasakan ketika jatuh hati? Kalian pernah nggak menyesal karena jatuh hati? Paham juga kan, konsep bahwa kamu harus siap patah hati ketika sedang jatuh hati? Tapi terkadang hal itu sering terlupakan oleh kita yang sedang jatuh hati. Wajar juga, karena sering kali yang pertama kita bayangkan saat jatuh cinta adalah yang indah-indahnya saja.

Bagi orang yang jatuh hati sepanjang harinya hanya dipenuhi kebahagiaan. Seketika lupa jika ada konsekuensi patah hati ketika berani untuk jatuh hati. Bahagia akan berlanjut jika perasaan kita berbalas, namun jika tidak? Pastilah sebaliknya, kebahagiaan seketika berubah menjadi duka. Konon katanya cinta tak berbalas lebih menyesakkan daripada putus cinta, karena cinta sepihak hanya akan menyakitimu. Sebab kita tidak dapat memaksa orang yang kita cintai memiliki perasaan yang sama dengan perasaan kita.

Rumit memang kalo sudah berkenaan dengan hati, jatuh hati kalut, patah hati pun kalut. Lantas apa yang kalian lakukan saat jatuh hati? Kalian sampaikan perasaan itu? Stalking orangnya? Cerita ke temen? Pendam sendiri? Alihkan ke hal lain? Cuek dan lupain? Atau apa nih? Apalah yang penting kalian siap menerima konsekuensi atas tindakan kalian. Sampaikan agar tak penasaran dengan rasamu, tapi bersiaplah juga jika rasamu tak berbalas, serta nantinya akan jadi asing dan berjarak dengannya (jika sebelumnya kamu dekat dengannya). Kalo kamu memilih memendamnya dan mencintainya dalam diam bersiaplah jika nanti tiba-tiba dia sudah bersama yang lain.

Pendam atau sampaikan? Keduanya sama-sama memiliki peluang untuk bahagia dan duka. Jika orang yang kalian sukai temanmu sendiri dan kalian pendam rasa itu mungkin kalian bisa bahagia. Kalian masih bisa menjalani hari-hari dengannya dengan leluasa seperti biasanya. Namun jika kalian sampaikan perasaanmu bisa jadi ketakutan akan hubungan pertemananmu akan menjadi renggang, canggung, bahkan menjadi asing. Tidak selalu berakhir seperti itu juga, tetap ada yang menjadi biasa saja meskipun telah mengetahui perasaan satu sama lain, tanpa mempengaruhi hubungan pertemanannya.

Jadi menurut kalian ada yang lebih baik nggak diantara dua pilihan tersebut? Jika kalian pendam kalian akan terus penasaran dengan perasaannya kepadamu, apakah dia juga memiliki rasa yang sama atau tidak? Jika kalian sampaikan kalian akan lega, dan tidak penasaran lagi dengan hatimu yang terus bertanya-tanya mengenainya. Yaaa namanya juga kehidupan, akan selalu dihadapkan dengan pilihan. Begitu pula dengan perasaan, mau disampaikan atau dipendam seharusnya tidak jadi masalah. Syukur jika perasaan kita berbalas dan setidaknya sudah tidak penasaran jika perasaan kita tidak berbalas. Paling tidak kita bisa melanjutkan langkah tanpa dibayangi tanda tanya penasaran.

Bagaimanapun hasil akhirnya seharusnya kita menerima dengan lapang dada. Bukannya kita sudah memiliki reminder, jika siap jatuh hati berarti siap juga untuk patah hati? Patah hati tidak hanya karena cinta yang tak terbalas, patah hati juga bisa dirasakan orang yang kehilangan cintanya karena perpisahan. Baik perpisahan yang sementara karena jarak, atau perpisahan selamanya karena dipisahkan oleh maut. Apapun itu jangan sampai kalian berlarut-larut di dalamnya, baik tawa maupun duka, secukupnya saja. Ingat bahwa cinta memang tak harus berbalas, karena cinta tidak mengikat. Kita tidak bisa menuntut seseorang yang kita cintai memiliki perasaan yang sama dengan kita.

Cinta tak menuntut apapun, tak meminta, tak memaksa, dan tak mendendam. Bukan menjadi masalah bagi orang yang memang mencintai dengan sepenuh hati, dan tahu jika cinta tak harus memiliki. Seseorang yang mencintaimu akan tetap memberi, melayani, melindungi, dan membimbing tanpa meminta balasan. Ia yang rela mengorbankan apapun demi kebahagiaan orang yang dicintainya, meski mengorbankan perasaannya sendiri. Ia akan bahagia jika melihat orang yang dicintainya juga bahagia, meskipun bahagianya bukan bersama dirinya. Bagaikan kasih sayang orang tua kepada anaknya yang tak pernah menuntut balasan pada anaknya, tak pernah mengungkit kebaikannya, bahkan berpura-pura baik-baik saja dibalik kesedihannya.

Terima kasih yang sudah membaca tulisan ini hingga akhir. Maaf telah menyita waktu kalian untuk membaca tulisan yang tidak ada pesannya ini dan sangat ngalor ngidul. Entahlah ini merupakan sebagian gambaran dari hiruk pikuk pikiranku. Aku yang selalu memikirkan hal yang tak seharusnya dipikirkan. Tak sedikit juga karena teman-teman yang berbagi kisahnya padaku, karena perasaannya yang masih terus menjadi tanda tanya. Namun ia bimbang antara menyampaikan atau memendamnya. Semoga segera ada secercah jawaban atas perasaanmu ya, kawan! Ingat, bahagia secukupnya, sedih seperlunya mencintai sewajarnya, membenci sekedarnya, namun bersyukurlah sebanyak-banyaknya atas kebaikan sekecil apapun yang ada di hidupmu.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun