Memasak adalah cinta.
Cinta yang kuusahakan selalu ada di dalam rumah.
Dulu waktu masih belia, aku sangat tidak suka memasak.
Aku lebih suka merapikan rumah, beres-beres, mengelap perabotan, bersih-bersih. Jauh dari kegiatan memasak, dan segala keruwetannya.
Bagiku..memasak itu sulit.
Banyak sekali rangkaiannya. Mulai dari mempersiapkan ide apa yang akan di masak, mempersiapkan bahan-bahannya, mengolah bahan-bahan tersebut, hingga menjadi sebuah masakan.Â
Sampai suatu hari, kesadaran untuk mulai memasak itu timbul.
Berawal dari pengeluaran yang luar biasa setiap bulannya karena kebiasaan membeli makanan dari luar.Â
Aku hitung secara cermat, dan ternyata banyak yang bisa aku hemat jika mulai memasak.
Secara tak sengaja, aku pernah membaca sebuah artikel yang menyebutkan bahwa memasak merupakan sebuah seni dan ilmu yang melibatkan kreativitas, pengetahuan tentang bahan makanan, dan keterampilan dalam mengolahnya.Â
Memasak juga memiliki manfaat kesehatan, baik secara fisik maupun mental, karena dapat meningkatkan asupan nutrisi dan memberikan pengalaman yang menyenangkan dan menenangkan.
Ternyata banyak sekali manfaat dari memasak ini.Â
Hatiku bertanya, "Mengapa tak mau mencoba?"
Mulailah aku belajar pelan-pelan. Dari mencari resep-resep masakan rumahan sederhana di internet, bertanya kepada Ibuku, sampai menguji nyaliku sendiri untuk berusaha membuat masakan dari resep yang ada.
Perlahan namun pasti..kebiasaan baik itu berbuah manis.Â
Aku mulai tertarik, menyukai, dan pada akhirnya merasa ada yang kurang jika tidak memasak.Â
Di tengah kesibukanku sebagai Ibu yang juga bekerja, aku atur waktu sebaik mungkin agar tetap bisa memasak untuk keluarga kecilku.Â
Berjuta rasa tercipta kala suami atau anakku memuji masakanku. Menikmati makanan yang aku sajikan dengan lahap dan bersemangat. Hal yang mungkin sederhana, tapi sungguh bermakna.
Kini aku menyadari...
Aroma masakan rumahan adalah sajian sederhana yang membungkus nostalgia, menghangatkan hati, dan menyelamatkan hari.
Keharmonisan keluarga tercipta, dan yang pasti finansial membaik. Aku bisa menatap usia senja, yang sudah di depan mata, dengan perasaan  bahagia.
Sampai hari ini, aku tetap belajar memasak. Karena bagiku memasak adalah caraku mengekspresikan cinta.
Bagaimana denganmu?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI