Mohon tunggu...
Diana Lieur
Diana Lieur Mohon Tunggu... Administrasi - Cuma orang biasa

No matter what we breed; "We still are made of greed"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menemukan Sifat Dasar Manusia pada Gim Mobile Legends

22 September 2018   11:50 Diperbarui: 23 September 2018   17:11 2263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak duduk di bangku sekolah, pasti kita sudah dikenalkan pada istilah "Manusia adalah makhluk sosial" di mana manusia tak bisa menjalani hidupnya sendiri tanpa bantuan orang lain. Hampir segala kebutuhan manusia akan memiliki hubungan antara satu manusia dengan manusia lainnya.

Namun di sisi lain, kita pun tidak bisa mengelak bahwa pada dasarnya pun manusia adalah makhluk yang egois. Maka wajar apabila kita akan menemukan segelintir orang yang merasa dirinya paling mampu, benar, hebat dan merasa tak butuh keterlibatan orang lain, atau malah tak menganggap keberadaan orang lain di sekitarnya.

Untuk menemukan sifat dasar manusia yang unik tersebut, ternyata ada satu cara menarik di era serba canggih ini, yang salah satunya adalah melalui gim eSport yang sedang digandrungi banyak orang, termasuk saya.

Menjadi Pemenang atau Nomor Satu?

Adalah Gim Mobile Legends, meskipun anak alay begini, saya tak mau kalah untuk ikut memainkan gim tersebut. Awalnya saya biasa saja memainkannya, namun lambat laun saya baru sadar bahwa ada hal yang lebih mencolok dari sekedar memainkan gim tersebut, yakni menemukan sifat dasar manusia.

Dalam gim tersebut, pemain akan diberikan 2 pilihan, apakah ingin bermain melawan mesin, atau dengan pemain lainnya. Saya rasa tak perlu dijelaskan bagaimana tata cara dan aturan dalam bermainnya, karena hal tersebut akan panjang.

Jadi dalam gim tersebut, jika kita memilih bermain melawan orang lain secara kelompok, maka akan ada dua kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari lima orang untuk berperang. Di saat itulah para pemain memerlukan strategi untuk melawan kelompok musuh.

Kemudian setiap kelompok akan dipersilahkan untuk memilih hero yang akan digunakan terlebih dahulu. Pun setiap hero memiliki peran dan fungsinya masing-masing yang saling melengkapi.

Jadi apabila dalam satu kelompok hampir seluruh anggotanya memilih hero yang mirip peran dan fungsinya, maka beberapa tantangan akan semakin sulit untuk dihadapi oleh hero yang tak sesuai dengan peran dan fungsinya.

Jadi tak heran apabila dalam sesi memilih hero, akan ada perdebatan yang memunculkan ego seorang manusia karena merasa kekeuh atau ngotot untuk menggunakan hero yang dia inginkan, seperti contoh pada gambar ini: 

Sumber : Dokumen Pribadi (Perdebatan merebutkan Hero Parsha dalam kelompok)
Sumber : Dokumen Pribadi (Perdebatan merebutkan Hero Parsha dalam kelompok)
Sifat sosial untuk saling melengkapi kekurangan dalam konteks di atas kurang terlihat karena pemainnya pun tetap kekeuh dengan egonya masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun