Mohon tunggu...
Diana Lieur
Diana Lieur Mohon Tunggu... Administrasi - Cuma orang biasa

No matter what we breed; "We still are made of greed"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan featured

Memahami tentang Mereka yang Belum Siap Menikah

1 Agustus 2018   08:23 Diperbarui: 7 Februari 2021   13:15 2714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Impian pribadi menjadi sulit dicapai

"Jangan berjalan di depan atau di belakangku, tapi berjalanlah di sampingku dan jadilah pasangan hidupku."

Kalimat yang mirip dengan kutipan milik seorang penulis asal Perancis yakni Albert Camus, sering kali dijadikan kalimat pemanis dalam sebuah pernikahan. Nantinya segala sesuatu akan dilakukan bersama dengan pasangan hidup, mulai dari membangun rumah tangga sampai pada menata masa depan. 

Impian adalah termasuk dalam kategori masa depan, namun ada beberapa impian yang sepertinya agak sulit dicapai apabila sudah menikah. Memang setiap orang memiliki nasibnya masing-masing perihal masa depan, namun yang pasti adalah proses tak pernah mengkhianati hasil toh? Dan proses inilah yang bisa terganggu apabila status seseorang sudah tak lagi hidup melajang.

Bahkan saya pun punya beberapa impian konyol yang sepertinya agak sulit dicapai setelah menikah. Misalnya menonton konser Taylor Swift di luar negeri, atau foto berdua dengan Cameron Dallas dalam keadaan bertelanjang dada (Cameronya ya hehee).

3. Berkurangnya Kebebasan

Baru bulan kemarin saya menghadiri acara pernikahan teman saya. Teman saya ini memang satu kampus dengan saya, dan seperti biasa, setiap kelas pasti memiliki group WhatsApp. 

Menariknya di group WhatsApp pasti akan ramai dengan pembahasan yang penting sampai pada hal yang paling tidak penting untuk dibahas. Dan kami sering bercanda bebas di dalam group tersebut, namun ada satu perubahan yang saya sadari dari group tersebut, yakni teman saya yang statusnya sudah tidak lagi melajang meminta untuk membatasi candaan sewajarnya saja (menyangkut dirinya) yang kami buat di group tersebut, sebab hal itu bisa menjadi boomerang apabila pasangannya membaca dan salah mengartikan candaan-candaan yang dibuat.

Bagi saya hal seperti itu memang pantas dipertegas bahwa ada batasan-batasan tertentu yang sudah tak bisa lagi dilakukan dengan bebas ketika status seseorang sudah menikah. 

Siap tak siap, seperti itulah hidup berkomitmen bersama pasangan. Nantinya, meminta izin atau melaporkan setiap keadaan pada pasangan adalah wajib, sama seperti yang orang tua saya lakukan. Hal-hal privasi menjadi wajar untuk diketahui oleh pasangan. Dan hal ini lah yang mengurangi ruang gerak atau kebebasan seseorang melakukan sesuatu.

Jadi paham tak paham, ya kurang lebih seperti itulah keadaan seseorang yang belum siap menikah termasuk saya, bahkan meskipun sedang menjalani masa berpacaran namun jika mental belum siap untuk melanjutkan ke masa yang lebih serius, terus mau bilang apa ? mana mungkin harus memaksakan diri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun