Mohon tunggu...
Diana Puspita
Diana Puspita Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Mencoba hal baru dan berproses untuk menjadi yang lebih baik dari sebelumnya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dari Limbah Menuju Inovasi: Aksi Tangguhku Mencegah dan Melakukan Pengelolaan Limbah Domestik dalam Menjaga Lingkungan

6 Februari 2024   02:44 Diperbarui: 6 Februari 2024   08:29 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : kampungkb.bkkbn.go.id

Menjaga lingkungan dari limbah domestik seperti penggunaan deterjen berlebihan, pengelolaan sampah yang tidak benar, dan pembuangan plastik ke sungai atau laut memerlukan perubahan perilaku, edukasi  dan langkah-langkah nyata dalam pencegahan maupun penanganan nya. Limbah domestik ini biasanya banyak dihasilkan dari berbagai aktivitas sehari-hari di rumah tangga yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Pencemaran langsung contohnya, pembuangan limbah cair yang tidak diolah dengan baik dapat mecemari sungai/laut, sementara pembakaran sampah dapat menghasilkan polusi udara. Pencemaran tidak langsung contohnya, pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir yang tidak terkelola dengan baik dapat menyebabkan pencemaran tanah dan air tanah serta merusak ekosistem lokal. Apabila terus dibiarkan dan tidak diatasi maka akan berbahaya karena dapat mencemari lingkungan secara signifikan. Oleh karena itu, dalam menjaga lingkungan diperlukan sebuah inovasi serta aksi melalui penanganan dan pengelolaan limbah domestik.

Pembahasan awal yaitu mengenai penggunaan detergen yang menghasilkan limbah cair  dengan kandungan bahan kimia berbahaya seperti surfaktan, fosfat, enzim, pewangi, dan pengawet. Ketika limbah detergen cair dibuang ke saluran pembuangan langsung/ saluran air tentunya dapat mencemari air serta membahayakan organisme hidup di dalamnya. Solusi yang dapat dilakukan yaitu dengan pemilihan deterjen yang ramah lingkungan; melakukan inovasi berupa sistem pengolahan air limbah seperti teknologi sistem filtrasi lanjutan; penggunaan zeolit, zeloit ini adalah bahan alami yang memiliki kemampuan untuk menyerap bahan kimia berbahaya termasuk dari air limbah detergen sebelum di buang ke lingkungan; penggunaan beberapa bahan alami yang dapat digunakan sebagai pengganti detergen konvensional yang ramah lingkungan seperti: ekstrak buah soapberry, asam sitrat yang diperoleh dari buah jeruk atau lemon, soda ash, minyak buah jeruk, baking soda, dan castile soap/sabun castile yang terbuat dari minyak nabati (minyak zaitun atau minyak kelapa).

Pembahasan selanjutnya yaitu mengenai sampah yang tidak melalui tahap pemilahan akan berdampak negatif pada lingkungan seperti: pencemaran lingkungan, kerusakan ekosistem, peningkatan polusi akibat pembakaran terbuka serta penumpukan sampah di tempat pembuangan akhir yang dapat menjadi sarang penyakit. Menanggapi hal tersebut tentunya dapat membiasakan untuk melakukan pemilahan sampah rumah tangga; mengurangi penggunaan barang sekali pakai seperti kantong plastik, sedotan plastik, dan peralatan makan sekali pakai; serta membeli barang dengan kemasan sekunder yang minim

Hasil dari pemilahan sampah seperti kertas, botol, kaleng atau barang-barang lainnya  dapat diarahkan ke fasilitas daur ulang untuk diolah menjadi produk baru. Selain itu dapat dilakukan inovasi melalui pengembangan produk kreatif yang dapat menciptakan nilai tambah dari limbah yang sebelumnya dianggap tidak berguna contohnya seperti:  botol plastik dapat diinovasikan menjadi vas bunga, hiasan dinding, tempat pensil dan lampu hias. Kertas, koran, bungkus plastik kemasan dapat diinovasikan menjadi tas belanja, tempat penyimpanan, dan hiasan dinding. Plastik kresek dapat diinovasikan menjadi kerajinan bunga/buket bunga  yang dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produk yang dihasilkan.  

Sumber : Dokumentasi Pribadi
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Sumber : Dokumentasi Pribadi
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Selain itu limbah domestik seperti plastik dapat diolah menjadi bahan baku aspal yang dapat menjadi salah satu cara yang efektif untuk mendukung upaya menjaga lingkungan dari limbah domestik. Proses ini disebut sebagai daur ulang aspal, di mana limbah aspal bekas jalan dihancurkan, dicampur dengan bahan tambahan, dan digunakan kembali dalam pembuatan aspal baru. Seperti limbah plastik yang telah di uji cobakan sebagai campuran aspal untuk ruas jalan di kampus  Universitas Udayana, Jimbaran, Bandung, Bali (29/07/2017) sebagai lokasi uji coba pertama dan telah dipamerkan pada Forum Pertemuan Tahunan World Bank dan IMF tahun 2018 terkait dengan solusi masalah limbah plastik.  Adapun negara yang telah mengembangkan sistem pengelolaan limbah menjadi bahan baku aspal sebagai bagian dari upaya untuk menjaga lingkungan dan mengurangi dampak limbah domestik di antaranya termasuk: China dan India yang telah lebih dulu memanfaatkan limbah plastik sebagai campuran aspal. Serta negara dengan tingkat daur ulang tinggi diantaranya Amerika Serikat, Jerman, Belanda, Swedia dan Australia. Selain sebagai bahan campuran aspal, limbah pastik juga dapat diolah menjadi balok beton.

Untuk jenis sampah organik atau limbah biomassa, dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga sampah atau biogas sebagai pengganti LPG melalui proses pembakaran atau fermentasi. Sampah organik juga dapat digunakan sebagai media budidaya maggot, maggot ini ketika sudah siap panen dapat dijual basah atau kering sebagai pakan ternak. Selain itu pengelolaan sampah organik dapat dilakukan melalui pengomposan untuk mengurangi volume sampah sekaligus sebagai usaha mendapatkan bahan-bahan kompos yang digunakan sebagai pupuk.

Pembahasan selanjutnya masih terkait limbah domestik, mirisnya sering dijumpai limbah domestik tersebut tidak hanya berimbas di sungai tetapi juga berimbas ke laut yang dapat mengakibatkan banjir, membahayakan hewan laut yang memakannya, dan memperburuk masalah polusi plastik global. Hal tersebut tentunya perlu penanganan khusus seperti melakukan edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak buruk dari pembuangan sampah plastik ke sungai/laut, menerapkan kebijakan yang membatasi penggunaan plastik sekali pakai, mendorong penggunaan alternatif ramah lingkungan, dan memberlakukan sanksi/hukuman bagi pelanggaran pembuangan sampah sembarangan. Melakukan pembersihan  rutin di sungai dan pantai dari sampah plastik dan penyelamatan hewan laut yang terjebak dalam sampah tersebut. Melakukan kolaborasi dengan melibatkan pemerintah, industri, masyarakat sipil, dan organisasi lingkungan dalam upaya bersama untuk mengatasi masalah sampah plastik secara holistik.

Dengan inovasi yang didukung dengan aksi diharapkan dapat mengurangi limbah domestik, dan menyadarkan akan arti pentingnya menjaga lingkungan serta dapat turut andil dalam menjaga keberlangsungan lingkungan untuk kemajuan Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun