Musim kini tak lagi punya sopan santun. Hujan datang sesuka hati, kemarau makin susah ditebak. Petani bingung: kapan menanam, kapan menuai ? Di tengah kekacauan ini, dari lorong-lorong desa, terdengar bisik-bisik tua tentang warisan langit,Pranata Mangsa.
Pranata Mangsa bukan sekadar kalender. Ia bukan tanggalan hari libur, apalagi reminder beli pulsa. Ia adalah cara hidup. Sebuah ilmu langit yang diwariskan Mpu-mpu Jawa untuk membaca waktu tanam, hujan, angin, hingga arah burung. Terdengar mistis? Justru di situlah akarnya.
Kalender ini membagi setahun menjadi 12 mangsa, tak sama panjang, masing-masing punya watak. Mangsa Kasa, misalnya, adalah waktu mulai tanam padi. Ada tanda-tanda: angin mulai tenang, embun menebal, dan suara kodok makin jarang. Tak ada notifikasi digital. Hanya kepekaan.
Sayangnya, Pranata Mangsa lama dilupakan. Anak-anak sekarang lebih hafal zodiac daripada mangsa. Petani muda lebih percaya cuaca dari Google ketimbang langit sendiri. Pengetahuan leluhur dianggap kuno. Padahal, ia disusun lewat pengamatan ratusan tahun.
Tapi lucunya, teknologi hari ini justru sering meleset. Petani yang percaya aplikasi cuaca kadang rugi besar. Hujan turun saat pupuk disebar. Panen gagal. Di beberapa desa, para sesepuh mulai dipercaya kembali. Kalender tua dikeluarkan. Langit dibaca seperti membaca hati.
Pranata Mangsa mulai dibicarakan ulang. Tak hanya oleh petani, tapi juga akademisi. Ilmu ini bukan mitos. Ini ekologi lokal yang nyaris punah. Banyak yang mulai sadar, mungkin yang kita anggap kuno, justru lebih relevan dari algoritma.
Tak sedikit komunitas tani mulai menggabungkan Pranata Mangsa dengan teknologi. Ada yang membuat aplikasi berbasis mangsa. Sebuah pernikahan antara langit dan logika. Di sinilah Jawa berbicara tidak membuang yang lama, tapi menyulam dengan yang baru.
Ini bukan soal nostalgia. Ini soal ketahanan. Di tengah krisis iklim, kita butuh cara bertahan yang tak diajarkan di sekolah. Leluhur kita sudah lebih dulu belajar dari angin, daun, dan gerak semut. Kita yang justru terlalu sibuk memercayai awan digital.