Mohon tunggu...
Dedy Sudirman
Dedy Sudirman Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Sedang Belajar Menulis. Penyumbang Cerita, Fikiran, Gagasan, Pendapat, Kritik dan Saran

Selanjutnya

Tutup

Music

Efek Rumah Kaca Indie Band Icon Demokratisasi Indonesia

22 November 2020   22:28 Diperbarui: 22 November 2020   22:46 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Diudara adalah sebuah lagu fenomenal yang sampai detik ini belum terungkap siapa pelaku yang sebenarnya dari tindakan kritis politis pada pegiat HAM Indonesia Munir Said Thalib. Sebagai informasi bahwa Munir yang kita kenal adalah Direktur Eksekutif Lembaga Pemantau HAM Indonesia. Ketika menjabat di Dewan KONTRAS, Munir berjuang bagi orang-orang hilang yang diculik pada masa itu, seperti membela para aktivis yang menjadi korban penculikan Tim Mawar  dari Kopassus pada era Orde Baru Soeharto. Tim Mawar adalah tim yang dibentuk untuk menculik par aktivis pro-demokrasi yang terjadi menjelang pelaksanaan Pemilu tahun 1997 dan Sidang Umum MPR tahun 1998. Kopassus adalah Komando Pasukan Khusus Angkatan Darat. Munir dibunuh di era demokrasi dan keterbukaan serta harapan akan hadirnya sebuah Indonesia yang dia cita-citakan mulai berkembang. Dalam penulisan lirik dan musik, Cholil membayangkan, bertrasedental bagaimana proses pembunuhan terjadi di dalam pesawat hingga lirikpun tercipta. Seperti Cholil menghidupkan kembali Munir dan Munirpun berkata:

Aku sering diancam

Juga teror mencekam

 Kerap ku disingkirkan 

Sampai dimana kapan

Ku bisa tenggelam di lautan
 Aku bisa diracun di udara
 Aku bisa terbunuh di trotoar jalan

Aku sering diancam
 Juga teror mencekam
 Ku bisa dibuat menderita
 Aku bisa dibuat tak bernyawa
 Di kursi-listrikkan ataupun ditikam

Akhirnya Munir berkata "Tapi aku tak pernah mati, Tak akan berhenti".                    

Pada tanggal 7 september 2004, Munir diracun didalam pesawat dan dinyatakan meninggal dunia. Ada pula versi lain yang mengatakan bahwa sebelum pesawat bertolak dari bandara Changi ke Amsterdam, Munir minum kopi dulu di caf bandara. Dikafe itulah Munir diracun. Wallahualam. Poin saya istana sangat terlibat dalam pembunuhan pada saat itu. Hingga setiap tanggal 7 September itu pun, oleh para aktivis HAM dicanangkan sebagai Hari Pembela HAM Indonesia.

2. Sebelah Mata

Isi irik lagu kira-kira begini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun