Mohon tunggu...
Diah Nur Robbaniah
Diah Nur Robbaniah Mohon Tunggu... Guru - menanam.makna

Seorang ibu, guru, pencinta flora, dan hobi fotografi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sayur Kelor, Antara Kepercayaan dan Kebermanfaatan

3 Juli 2021   17:30 Diperbarui: 3 Juli 2021   17:56 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: sayur Kelor/dokpri

Pandemi masih menghantui. Tingkat keterisian kamar rumah sakit, semakin membuat was-was. Tenaga kesehatan mulai berjibaku dengan serba pemilihan. Harus mengutamakan pasien yang mana, siapa yang lebih punya peluang untuk diselamatkan. Intinya, kita tidak boleh sakit!

Mulai hari ini, hingga 20 hari ke depan, pemerintah mengeluarkan kebijakan PPKM Darurat untuk Jawa dan Bali. Pembatasan kembali untuk sektor nonesensial. Sektor pendidikan pun akhirnya terimbas dengan berlakunya belajar daring lagi. 

Sebagai ibu sekaligus guru, hal ini menjadi dua sisi yang berbeda. Sisi musibah sekaligus berkah. Menjadi sebuah musibah karena dengan pembatasan ini akhirnya tertunda kesempatan untuk lebih mengenal anak didik. Terutama bagi anak didik yang baru saja masuk menjadi siswa baru. Ya, semuanya memang harus dijalani dengan ikhlas hati, dan segera mencari solusi, bukan semata mengeluh apalagi sampai nyinyir tiada henti.

Menjadi sebuah keberkahan karena dengan mengajar di rumah, pastinya sambil mendampingi ketiga buah hati. Keberkahan yang wajib disyukuri karena masih diberikan kesempatan untuk mendampingi anak sendiri, di samping mendidik anak didik sekolah walau dalam dunia maya. 

Lebih asyik lagi karena bisa mengajar sambil ngopi dan mudah menyiapkan kebutuhan konsumsi keluarga tanpa diburu waktu. Pastinya menyiapkan menu makanan sehat sebagai nutrisi menambah imunitas tubuh.

Salah satu menu andalan keluarga kami adalah sayur bening kelor yang segar dan menyehatkan. Mudah memasaknya, murah bahan bakunya, dan kaya kandungan gizinya.

Kelor atau moringa, dalam bahasa Thailand disebut ma rum ini sangat mudah tumbuh di sekitar rumah. Tanaman berdaun hijau mirip katu ini menjadi tanaman pangan sekaligus tanaman herbal yang menyehatkan.

Tanaman super ini, memang mengandung sumber nutrisi yang sangat diperlukan untuk kesehatan tubuh. Dokter Zaidul Akbar, ahli herbal Indonesia, dalam postingannya di akun IG beliau, menyebutkan bahwa, kelor memiliki kandungan potassium, 15 kali lebih besar daripada pisang. Mengandung kalsium, 17 kali lebih besar dari segelas susu, mengandung zat besi lebih besar dari bayam, 36 kali lebih besar kandungan magnesium daripada telur, dan lebih banyak kandungan vitamin E dan A daripada almond dan wortel.

Sungguh tanaman super, yang berlimpah di sekitar kita. Dengan fakta-fakta tersebut, seharusnya, masyarakat Indonesia bisa hidup sehat dengan mudah dan murah karena semua sudah disediakan Tuhan melalui ragam flora ciptaan-Nya.

Bahkan, USDA (United Stated Departement of Agricultural Food) atau Kementrian Pangan merekomendasikan kelor sebagai bahan pangan rakyat Amerika. Sayangnya, ada kepercayaan di masyarakat kita yang membuat tanaman ini tak layak konsumsi, bahkan bisa menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

Konon, orang yang percaya, kelor adalah tanaman yang bisa merontokkan susuk yang dipakai seseorang sehingga tanaman ini sangat dijauhi. Bahkan, masyarakat juga percaya bahwa tanaman ini adalah makanan para makhluk halus. Terserahlah, apa kata mereka. Namanya saja sebuah kepercayaan. Tetapi jangan sampai kepercayaan atau mitos, nantinya akan mengikis banyaknya manfaat dan berkah yang terkandung di dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun