Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Fortunata Syndrome, Adakah Cinta Sejati dalam Perselingkuhan?

22 Februari 2022   04:00 Diperbarui: 12 April 2022   10:16 1967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi fenomena fortunata syndrome| Sumber: Prostock-Studio via parapuan.co

Bulan cinta ini belum berakhir. Rasanya ga salah juga bukan bila saya kali ini masih ingin menulis tentang problematika yang jamak melingkungi masyarakat kita. 

Maraknya perceraian di Indonesia pada kurun waktu dua tahun masa pandemi ini memang dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya adalah karena orang ketiga. 

Naaaaah... ahohay! Topik orang ketiga selalu hadir dan menjadi perbincangan sengit nan pelik mulai dari rapatan di tikungan gang hingga sudut-sudut kamar chatting grup perpesanan berbasis digital. 

Tanpa ingin menghakimi pribadi pihak ketiga yang sering disebut sebagai pelakor, maka izinkan saya membuka satu fenomena sosial menyoal hal ini. 

Yap. Fortunata Syndrome. Fenomena ini tentu saja bukanlah sebuah kondisi medik kepribadian seseorang. Sindrom ini diangkat sebagai gambaran bagi mereka yang mempunyai kecenderungan menginginkan menjalin hubungan asmara hanya dengan yang sudah menikah. 

ilustrasi: fortunata syndrome | via popbela.com
ilustrasi: fortunata syndrome | via popbela.com

Tersebutlah Benito Perez Galdos. Penulis asal Spanyol yang memperkenalkan sindrom fortunata ini di dalam novelnya yang terkenal, "Fortunata and Jacinta".

Lhoh memang pihak ketiga itu selalu perempuan? Ya, ndak gitu juga, kali. 

Ternyata, dari hasil sebuah studi pernah dinyatakan bahwa 90% perselingkuhan dilakukan oleh suami. Sedang 10% nya adalah dari pihak istri. 

Dalam artian bahwa 90% perselingkuhan suami melibatkan wanita sebagai pihak ketiga. Maka, tidak heran kemudian muncul istilah perebut laki orang (pelakor). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun