Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Artikel Utama

Kasus Covid-19 Meningkat, Jalan Slamet Riyadi Solo Ditutup Selama PPKM Darurat

11 Juli 2021   00:05 Diperbarui: 12 Juli 2021   09:00 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mobilitas warga di beberapa ruas jalan seperti jalan Yos Sudarso, Jalan Gatot Subroto, Jalan Dr. Radjiman, Jalan Pierre Tendean, Jalan Brigjend Slamet Riyadi, dan Jalan Urip Sumoharjo yang telah sekian lama menjadi urat nadi pergerakan perekonomian maupun mobilitas keseharian lain bagi warga Solo (baik itu Solo bagian Selatan maupun Solo bagian utara) mau atau tidak mau, suka maupun tidak suka, harus terputus untuk sementara waktu.  

Area PGS salah satu destinasi wisata batik di Solo terlihat sepi | Dokumentasi pribadi
Area PGS salah satu destinasi wisata batik di Solo terlihat sepi | Dokumentasi pribadi
Masih mengurai penutupan ruas Jalan Slamet Riyadi yang tadinya dijadwalkan pada tanggal 3 Juli 2021 entah mengapa ditunda dan baru terealisasi pada tanggal 9 Juli 2021 yang lalu.

Ada banyak masyarakat yang mengeluh tentang kebutuhan harian yang semakin mengikis lumbung harta keluarga. Hal ini timbul seiring perputaran bisnis korporat kecil selama PPKM Darurat berjalan. 

Ini sangat terasa dari kesah beberapa pedagang baik di pasar tradisional maupun bagi pemilik gerai toko yang berada tepat di bahu jalan yang ditutup.

Seperti halnya di daerah lain yang menutup area wisatanya selama PPKM Darurat berlangsung, beberapa pasar dan destinasi wisata seperti pasar Klewer, Pusat Grosir Solo (PGS), Beteng Trade Center (BTC), pasar Singosaren, pasar antik Triwindu, kawasan china town kami di Coyudan, dan masih banyak pasar tradisional yang dianggap sering dipadati pengunjung, serta semua pencari arta (duit, money, jien, hepeng, fulus, apa pun sebutannya) dari romantisme dialektika malam, seperti angkringan, cafe, maupun warung kuliner autentik pinggiran jalan akhirnya harus benar-benar menggulung tikarnya.

Para korporat kelas bawah jelas harus berjuang lebih keras. 

Beberapa penjual HP yang biasanya menggelar lapaknya di counter pasar Singosaren memilih membuka lapak mereka di pedestrian yang tidak biasanya terpakai untuk berjualan. 

Ada pula cafe yang dengan terpaksa menutup gerai karena kios atau toko mereka berada tepat pada bahu jalan yang harus mengalami penutupan, kini harus berjualan di kiri kanan bahu jalan yang tidak mengalami penutupan. 

Galabo, salah satu area kuliner malam di jantung kota Solo harus ikut larut menikmati masa rehat selama PPKM berlangsung | Dokumentai pribadi
Galabo, salah satu area kuliner malam di jantung kota Solo harus ikut larut menikmati masa rehat selama PPKM berlangsung | Dokumentai pribadi
Karena ruas Jalan Slamet Riyadi merupakan urat nadi terbesar di kota Solo, maka penutupan ruas jalan ini sempat mencuri perhatian publik, terutama bagi kami warga kota Solo. 

Penutupan ruas Jalan Slamet Riyadi dimulai dari simpang empat Gendengan hingga simpang empat Gladak.

Simpang empat Gendengan yang telah ditutup mulai jumat (09/07/2021) | Dokumentasi pribadi
Simpang empat Gendengan yang telah ditutup mulai jumat (09/07/2021) | Dokumentasi pribadi
Selama puluhan bahkan mungkin ratusan tahun yang lalu, jalan protokol yang pula menjadi ikon kota Solo ini memang tidak pernah absen dari beragam kegiatan massa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun