Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bersama Pandemi, Ajari Anak Sikapi Hal yang Tak Pasti

8 April 2020   14:29 Diperbarui: 9 April 2020   13:07 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : parenting (sumber : pixabay.com/ambermb)

Bayangkan saja, Bunda, Ayah. Bila kita biarkan anak-anak kita tumbuh dan terbiasa dengan berpikir kritis yang mampu menumbuhkan daya kreatifitas mereka, agar di setiap kondisi mereka pun terbiasa untuk bersikap fleksibel terhadap segala perubahan yang terjadi, wow....

Mungkin ini akan meminimalisasi rasa takut yang akan mereka punyai bila mereka tumbuh dalam dunia yang pastinya serba tidak pasti ini.

Well, selamat direpoti dengan pertanyaan-pertanyaan si kecil yang bahkan kita tak pernah tahu harus menjawab apa. Tips aja nih, bila kita merasa tidak tahu atau belum bisa menjawab pertanyaan anak, percayalah, akan lebih baik bila kita jujur dan berkata memang Ayah, Bunda belum tahu jawabannya.

Sedikit share, ada berbagai pertanyaan anak-anak yang saya sendiri tak mengerti bagaimana harus menjawabnya. Bisa tulis di kolom Komen, kalo mungkin Ayah, Bunda, n temen-temen punya jawabnya, hehehe...

"Mengapa kalo aku bisa jawab kuis betul semua, Miss pasti kasih nilai 100?"

"Miss, apa Adam dan Hawa dulu juga punya pusar?"

"Kalo anak-anak Adam dan Hawa dulu menikah, berarti mereka melakukan inses dong?"

Dan masih banyak pertanyaan lain yang pada akhirnya, saya pun akan menjawab belum punya jawabannya, kalau memang saya tak tahu.

Atau menjelaskannya di hari lain. Karena memang benar pepatah Jawa mengatakan "kebo nyusu gudel". Bahwa sebenarnya, kita, yang mengaku dewasa ini harus belajar kepada anak-anak, belajar bersama anak-anak.

Be humble, and see how marvelous is our kid's mind ....

Tak apa bila kita mengakui di hadapan anak-anak. Toh, rasa hormat dan pengakuan mereka terhadap kita sebagai orang tua pun tidak lantas luntur begitu saja.

Salam bahagia,
Penulis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun