Mohon tunggu...
Diah Kusumastuti
Diah Kusumastuti Mohon Tunggu... Mom blogger

Mom blogger with 5 kids. Aktif menulis di www.dekamuslim.com.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kelapangan Hati Saat Lebaran

1 April 2025   23:55 Diperbarui: 2 April 2025   00:19 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadan, umat Islam melaksanakan salat Idulfitri pada 1 Syawal. Pada saat itu juga, muslim khususnya muslim di Indonesia , saling bermaafan sebagai tanda kembali ke fitri atau kesucian.

Saling memaafkan dimaknai sebagai pembersihan diri kita agar tak punya salah lagi satu sama lain. Tak jarang orang saling mengatakan, "Nol-nol lagi, ya, kita." Begitulah :)

Saya sendiri termasuk orang yang tidak menganggap Idulfitri sebagai momen untuk saling memaafkan: meminta maaf dan memaafkan. Karena tidak ada landasan secara syariat soal kewajiban atau tuntunan dari Nabi Muhammad SAW tentang hal itu. Saya hanya mengucapkan "Taqabbalallahu minna wa minkum (semoga Allah menerima ibadahku dan ibadahmu (di bulan Ramadan)."

Namun, saya memaklumi atas tradisi tersebut. Saya pun menerima dengan senang hati jika ada yang mengucapkan "minal aizin wal fuzin, mohon maaf lahir dan batin." Saya memaafkan saudara-saudara dan teman-teman yang meminta maaf.

Karena saya tidak ada hak menolak permintaan maaf, meskipun saya tak mengkhususkan waktu untuk saling memaafkan di Idulfitri. Saya pun bahagia jika melihat orang-orang saling memaafkan. Rasanya damai dan lapang hati ini.

Sebagai seorang teman, saya merasa lapang hati saat teman-teman mengucapkan permintaan maaf dengan tulus. Sebagai saudara saya merasa persaudaraan kian erat saat mereka mengucapkan "mohon maaf lahir dan batin". Apalagi jika dilakukan secara langsung, saling bertatap muka dan berjabat erat.

Terlepas dari hal itu, Idulfitri membawa kelapangan hati bagi saya, setelah sebulan penuh ditempa dalam ibadah-ibadah di bulan Ramadan. Rasanya damai dalam perayaan hari kemenangan ini. Tak terlukiskan kebahagiaan saat bertakbir di hari raya, salat Id dengan khusyuk dan mendengarkan tausiyah khatib.

Lalu merayakan Idulfitri bersama keluarga tercinta, dengan menciptakan momen-momen sederhana namun membahagiakan. Seperti bersilaturahmi ke rumah sanak saudara, mengunjungi masjid-masjid yang indah, dan sebagainya.

Akhirnya,.melalui halaman ini saya juga ingin mengucapkan kepada semua teman Kompasianer;

"Selamat Idulfitri 1446 Hijriah, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun